Bengkulu – DJBK. Transfer knowledge atas inovasi teknologi jembatan Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) ini merupakan tindaklanjut terbitnya Permen PUPR No.5/PRT/M/2015 tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan. Hal tersebut diungkapkan Sesditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, yang diwakili Kasubdit Teknologi dan Produksi dalam Negeri, pada seluruh aparatur sipil negara, Rabu (25/8) di Bengkulu.
Bengkulu – DJBK. Transfer knowledge atas inovasi teknologi jembatan Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) ini merupakan tindaklanjut terbitnya Permen PUPR No.5/PRT/M/2015 tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan. Hal tersebut diungkapkan Sesditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, yang diwakili Kasubdit Teknologi dan Produksi dalam Negeri, pada seluruh aparatur sipil negara, Kamis (25/8) di Bengkulu.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya pembangunan Infrastruktur berkelanjutan agar lebih efisien, tepat sasaran dan ramah lingkungan. Balai Penerapan Teknologi Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) Kementerian PUPR mengadakan Seminar Nasional Penerapan Teknologi Jembatan CMP.
Jembatan CMP merupakan teknologi andalan yang murah dan ramah lingkungan karena lebih sedikit menggunakan material konstruksi yang berasal dari alam, selain itu jembatan CMP juga merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di perkotaan. Kelebihan lainnya dapat menghemat dana 60-70 persen dan dapat menghemat waktu pengerjaan hingga 50 persen jika dibandingkan dengan konstruksi konvensional.
Potensi penggunaan CMP dengan perkembangan teknologi yang ada tidak hanya dapat digunakan untuk perlintasan kereta api saja, namun juga cocok untuk persimpangan jalan yang membutuhkan bentang yang panjang.
“Transfer knowledge ini dibutuhkan agar perencanaan anggaran dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur jembatan di Bengkulu dapat dipergunakan lebih efisien dan tepat sasaran”, ujar Kepala Subdirektorat Teknologi Konstruksi dan Produksi Dalam Negeri, Ati Nurzamiati H. Zubir.
Ditjen Bina Konstruksi akan terus bersinergi dengan mitra kerja dalam hal penerapan teknologi seperti Balitbang, Ditjen Bina Marga, BPSDM, BPIW, dan Ditjen lainnya, serta asosiasi profesi, asosiasi perusahaan, industri, perguruan tinggi, Kemendikbud, dan Kemenristekdikti untuk menunjang pembangunan menuju kemakmuran Indonesia.
Bengkulu merupakan salah satu daerah rawan gempa menjadi penyebab para investor sulit berinvestasi di Bengkulu karena dianggap tidak layak untuk dibangun gedung-gedung megah.
“Kita harus mampu menjawab tantangan ini untuk membalikan opini negatif tentang Bengkulu. Melalui teknologi konstruksi dan inovasi terbaru sehingga pembangunan infrastruktur yang baik dapat dirasakan oleh masyarakat Bengkulu”, ujar Iskandar ZO, Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bengkulu.
Pada kesempatan ini juga dilakukan sosialisasi SNI-1726-2012 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung yang memberikan persyaratan minimum perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. Standar ini merupakan revisi dari SNI 03-1726-2002, dengan ditetapkannya SNI 1726-2012, maka standar ini membatalkan dan menggantikan SNI 03-1726-2002. Perubahan mendasar dalam standar ini adalah ruang lingkup yang diatur, standar ini diperluas dan adanya penggunaan peta-peta gempa yang baru.
Hadir pula Kepala Pusjatan, Balitbang Kementerian PUPR, Herry Vaza, SNVT PJN Provinsi Kepri, Budi Krishna, Kepala Balai Struktur dan Konstruksi Bangunan Balitbang, Sutadji Yuwasdiki, Kasie Penelitian dan Pengembangan Balai Struktur dan Konstruksi Bangunan Balitbang, Ferri Eka Putra, dan Kepala Balai Penerapan Teknologi Ditjen Bina Konstruksi, Cakra Nagara. (ka)