“Siapkah Sektor Konstruksi Indonesia Dalam Pemanfaatan AI?”

AI atau Artificial Intelligence selalu menarik perhatian dan diperbincangkan. Istilah AI ini muncul pertama kali dalam Konferensi Dartmouth pada tahun 1956. John McCarthy, seorang professor matermatika di Universitas Darmouth dalam usulannya menyatakan bahwa “akan dilaksanakan berdasarkan dugaan bahwa setiap aspek pembelajaran atau fitus kecerdasan lainya pada prinsipnya dapat dijelaskan dengan sangat tepat sehingga mesin dapat dibuat untuk menirunya”(1). Hal ini mengindikasikan bahwa “Kecerdasan Buatan” bertujuan untuk meniru aktivitas kognitif manusia seperti belajar, penalaran, pengambilan keputusan dan koreksi diri.

(1) https://home.dartmouth.edu/about/artificial-intelligence-ai-coined-dartmouth

Seiring perkembangan teknologi, AI semakin populer dan digunakan oleh berbagai industri. Teknologi tersebut dapat membantu industri untuk mempercepat proses, meningkatkan akurasi, dan mendorong pengembangan inovasi baru. Menurut Dr. Ir. Bambang Setiadi (Kepala Badan Standarisasi Nasional 2008-2012) AI dapat membantu pemerintah Indonesia dalam berbagai aspek perencanaan dan kebijakan. AI juga berperan penting dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi, serta dapat membantu dalam pengelolaan sumber daya alam dan energi yang lebih efisien. Perkembangan AI juga berdampak terhadap berbagai sektor termasuk sektor konstruksi dan infrastruktur.

Dalam mewujudkan visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” dengan misi Asta Cita, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan arahan mengenai sisi pemanfaatan dan antisipasi tantangan penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Presiden Prabowo terus menekankan pentingnya teknologi AI yang akan berada di semua lini kehidupan manusia. Dengan memilih jalan kolaborasi, komunikasi dan juga negoisasi nantinya akan terbangun kolaborasi dari ekosistem industri dan pemerintah dalam pengembangan AI di Indonesia dan optimis pemanfaatan AI akan terus meluas di Indonesia khususnya di kalangan muda. Hal tersebut juga akan mendorong semua industri melakukan terobosan kegiatan terkait AI di berbagai wilayah di Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mendorong penggunaan teknologi AI untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Dody Hanggodo, M.PE. dalam seminar Nasional “Optimasi Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (Artificial Inteliligence/AI) dalam Pembangunan Infrastruktur PU” yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (21/12/2024). Menteri PU menyatakan bahwa AI sudah digunakan dalam pelaksanaan pembangunan akan tetapi masih terbatas. Kementerian PU juga berharap untuk kedepannya akan ada kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, dan masyarakat di seluruh Indonesia dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi. Penggunaan AI bertujuan agar proses pembangunan menjadi efektif dan efisien. Menteri PU juga menyatakan akan mendorong sumber daya manusia (SDM) di Kementerian PU hingga mereka menjadi handal lalu nantinya akan dibentuk regulasi terkait hal tersebut.

Gambar 1. Menteri PU Dody Hanggodo pada Seminar di ITB, Sabtu (21/12/2024)

Apakah AI selalu menimbulkan dampak positif? Tidak juga, AI juga menimbulkan dampak negatif. AI dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyebaran informasi palsu (hoaks) hingga bahkan penggunaan dalam senjata otonom sehingga dapat membahayakan keamanan dan stabilitas sosial. Oleh hal tersebut, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menerbitkan Surat Edaran (SE) Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. SE tersebut bertujuan memberikan acuan nilai dan prinsip etika bagi berbagai pihak yang memiliki aktivitas pemrograman berbasis kecerdasan artifisial. Penyelenggaraan teknologi Kecerdasan Artifisial harus memperhatikan nilai Etika Kecerdasan Artifisial meliputi Inklusivitas, Kemanusiaan, Keamanan, Aksebilitas, Transparansi, Kredibilitas dan Akuntabilitas, Perlindungan Data Pribadi, Pembangunan dan Lingkungan Berkelanjutan, dan Kekayaan Intelektual.

            AI dalam pemanfaatannya dalam industri di Indonesia semakin berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan, baik dalam meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, maupun meningkatkan keselamatan. Beberapa kegunaan AI dalam industri konstruksi Indonesia seperti perencanaan dan desain proyek. AI dapat melakukan simulasi berbagai kondisi dan memperkirakan potensi risiko yang timbul sehingga perencanaan menjadi lebih tepat. AI dapat digunakan untuk pengoptimalan penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, material, dan peralatan untuk menjaga efisiensi biaya sehingga dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas. Penggunaan Robot untuk melakukan penggalian tanah, meratakan permukaan atau bahkan pemasangan bahan bangunan. Lalu penggunaan drone untuk survei lokasi secara lebih efisien dan akurat untuk memberikan data yang dapat digunakan untuk memantau kemajuan proyek dan mendeteksi potensi masalah. AI bisa membantu mengidentifikasi kesalahan atau kekurangan dalam kualitas material atau pekerjaan konstruksi, perencanaan konstruksi yang lebih ramah lingkungan dan AI juga dapat membantu merancang bangunan yang lebih efisien dalam penggunaan energi serta memprediksi dampak lingkungan dari proyek konstruksi. AI juga diharapkan dapat mendeteksi potensi bahaya dan pengelolaan kecelakaan kerja seperti pemantauan menggunakan sensor, kamera atau drone dan juga memperingatkan tentang kondisi kerja yang berisiko.

            Transformasi tenaga kerja dan keterampilan dalam pemanfaatan AI akan menimbulkan pekerjaan yang lebih cerdas. Pekerja Konstruksi akan semakin bekerja bersama AI untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja mereka. Dengan sistem AI yang membantu sistem pekerjaan, pekerja dapat fokus pada tugas yang lebih kompleks dan bernilai tambah. Seperti di Amerika Serikat, Robot sudah digunakan untuk mendokumentasikan progres proyek, mendeteksi potensi bahaya, hingga melaksanakan pekerjaan yang membahayakan bagi manusia. Di Jepang, AI dan robot telah diimplementasikan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dimana robot akan melaksanakan ¾ proyek tersebut. Robot-robot tersebut mengerjakan pekerjaan dari mengangkut barang bangunan sampai memasang plafon gedung sehingga menghemat tenaga manusia.

Bagaimana dengan penerapan AI di Indonesia? Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU menerapkan pemanfaatan AI dengan mengeluarkan SE Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 16/SE/Db/2024 tentang Pedoman Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) Untuk Pemantauan Kondisi Permukaan Jalan. Dengan adanya pedoman tersebut, melalui pendekatan berbasis AI, maka dapat diwujudkan jaringan jalan yang lebih andal, efisien, dan berkelanjutan, demi pelayanan terbaik bagi masyarakat dan peningkatan perekonomian nasional dalam jangka panjang.

Gambar 2. Virtual Reality (VR) simulasi jalan tol IKN di event Kontruksi Indonesia Tahun 2024

Penerapan AI juga sudah mulai diterapkan seperti pemetaan topografi jalan tol yang diambil secara digital pada rencana Jalan Tol Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau dan Ruas Bengkulu-Lubuk Linggau Seksi Taba Penanjung-Lubuk Linggau di Sumatera Bagian Selatan.  Penerapan AI yang digunakan adalah penentuan trase jalan tol secara otomatis menggunakan data masukan berupa desain geomatrik jalan, topogradi, tata guna lahan, dan biaya. Implementasinya dilakukan pada tahap awal sebelum dilakukan kajian kelayakan dimana trase jalan tol belum terdefinisi. AI memberikan efisiensi dari segi waktu maupun biaya dibanding metode konvensional dan tetap mempertahankan kualitasnya. Fitur AI juga digunakan pada UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang lebih familiar kita kenal dengan istilah drone. AI memungkinkan UAV melakukan take off, terbang, hover dan landing secara otomatis. UAV juga dapat mengambil keputusan jika ditemukan bahaya seperti kondisi cuaca yang kurang baik, halangan pada jalur tebang hingga sistem elektronik yang bermasalah.

Gambar 3. UAV dan AI (sumber: https://www.dronevolt.com/)

Dampak AI pada sektor konstruksi dan infrastruktur sangat besar dan mendalam. Teknologi ini memberikan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, serta meningkatkan keselamatan dan kualitas proyek. Di sisi lain, AI juga memfasilitasi pengelolaan infrastruktur yang lebih baik dan berkelanjutan, serta membantu perusahaan konstruksi beradaptasi dengan tuntutan masa depan yang lebih modern dan canggih. Meskipun demikian, adopsi teknologi ini juga memerlukan investasi besar dan kesiapan dari tenaga kerja untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Oleh sebab itu, dibutuhkan kolaborasi pemerintah, akademisi dan mitra kerja dalam pemanfaatan AI. Siapkah sektor kontruksi Indonesia dalam pemanfaatan AI?

SEBARKAN ARTIKEL INI!