Dalam rangka percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terus melakukan upaya untuk bersinergi dengan berbagai pihak. Salah satunya yaitu mengadakan Rapat Koordinasi Percepatan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi dan Bimbingan Teknis Keahlian Konstruksi tahap II tahun 2018, Kamis (23/8) di Jakarta yang dibuka oleh Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin.
Dalam rangka percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terus melakukan upaya untuk bersinergi dengan berbagai pihak. Salah satunya yaitu mengadakan Rapat Koordinasi Percepatan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi dan Bimbingan Teknis Keahlian Konstruksi tahap II tahun 2018, Kamis (23/8) di Jakarta yang dibuka oleh Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta ini diikuti oleh para Satuan Kerja, Kontraktor, BUMN Karya, BUJT serta para Pengembang yang ada di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, dalam rangka mempersiapkan percepatan sertifikasi dan juga bimbingan teknis keahlian konstruksi tahap kedua di wilayah-wilayah tersebut.
Syarif menyampaikan pada para stakeholder, bahwa sertifikasi tenaga kerja konstruksi merupakan kewajiban yang diamanatkan dalam Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Oleh karena itu, pemerintah gencar melakukan sertifikasi bahkan kepada para tenaga kerja konstruksi yang sedang bekerja.
“Kedepan, sertifikasi bukan hanya syarat administrasi saja, tapi juga menjadi syarat untuk bekerja,” tegas Syarif.
Dengan demikian ditargetkan jumlah tenaga ahli di Indonesia semakin meningkat, sesuai dengan kompetensi bidang yang ditekuninya. Keberadaan tenaga ahli diharapkan dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi karena keahlian diperlukan dalam menjalankan SOP.
Oleh karena itu, harus menjadi evaluasi bahwa dalam pembangunan infrastruktur tidak hanya berorientasi pada hasil, namun juga orientasi proses. Tidak hanya memikirkan output, selain itu juga outcome, benefit, sampai impact.