Era globalisasi dengan segala peluang dan tantangannya harus dihadapi dengan bijak oleh setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Sejalan dengan itu Indonesia menyiapkan solusi untuk menghadapi era globalisasi, salah satunya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Demikian pula sektor konstruksi, yang memerlukan tenaga kerja yang baik dan professional.
“Saat ini Kementerian PUPR terus menggencarkan pelaksanaan sertifikasi tenaga konstruksi diseluruh Indonesia dan kami terus berupaya mendidik pekerja konstruksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas” demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib pada sambutannya dalam seminar yang diselenggarakan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dengan tema “Peranan Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian Dalam Pembangunan Sektor Konstruksi dan Lingkugan Sekitarnya”, Kamis (8/6) di Jakarta.
Era globalisasi dengan segala peluang dan tantangannya harus dihadapi dengan bijak oleh setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Sejalan dengan itu Indonesia menyiapkan solusi untuk menghadapi era globalisasi, salah satunya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Demikian pula sektor konstruksi, yang memerlukan tenaga kerja yang baik dan professional.
“Saat ini Kementerian PUPR terus menggencarkan pelaksanaan sertifikasi tenaga konstruksi diseluruh Indonesia dan kami terus berupaya mendidik pekerja konstruksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas” demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib pada sambutannya dalam seminar yang diselenggarakan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dengan tema “Peranan Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian Dalam Pembangunan Sektor Konstruksi dan Lingkugan Sekitarnya”, Kamis (8/6) di Jakarta.
Dirjen Bina Konstruksi lebih lanjut menyampaikan tantangan pembinaan jasa konstruksi ke depan, antara lain : meningkatkan harmonisasi antar pelaku jasa konstruksi, meningkatkan daya saing kontraktor, meningkatkan mutu konstruksi, menyebarluaskan informasi konstruksi, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, serta meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat.
Sementara itu Kepala BSN Bambang Prasetya sebagai Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia yang diwakili KAN telah menorehkan beberapa prestasi dalam bidang penilaian kesesuaian di kancah global. Indonesia melalui KAN yang sudah lama menjadi anggota International Accreditation Forum (IAF) dan International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC), telah memiliki 9 ruang lingkup akreditasi dan berbagai pengakuan internasional.
“Satu catatan yang merupakan prestasi KAN, bahwa pengakuan internasional untuk akreditasi Lembaga Sertifikasi Person baru diperoleh Amerika dan Indonesia,” ujar Bambang. Hingga saat ini, KAN telah mengakreditasi sekitar 1640-an lembaga penilaian kesesuaian yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sejalan dengan hal tersebut Dirjen Bina Konstruksi mengatakan akan berkomitmen dengan mendukung program yang telah dibuat oleh BSN yakni atas penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan oleh organisasi berdasarkan SNI. Dengan demikian diharapkan akan menjadi bagian dari tanggung jawab dari sebuah unit organisasi untuk secara proaktif berkontribusi melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
“Dengan penerapan SNI ini diharapkan iklim usaha di Indonesia akan semakin membaik. “Jika SNI ini sudah diterapkan dan banyak organisasi kecil, besar, bisnis, nirlaba, kami yakin kehidupan bisnis akan bergairah dan dengan sendirinya membuka lapangan kerja,” ujar Yusid.
Dirjen Bina Konstruksi di penutup sambutannya mengatakan bahwasanya saat ini Indonesia secara massif melaksanakan pengembangan infrastruktur dengan investasi yang sangat besar, yang dari sisi lain berpotensi menjadi ajang praktek penyuapan oleh berbagai pihak yang terlibat untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Oleh karena itu, momentum peringatan World Accredittion Day 2017 ini diharapkan sebagai titik awal pengoperasian skema akreditasi sistem manajemen anti penyuapan berbasis SNI ISO 37001:2016.
Pada sesi kedua, acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan pembicara utama Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yusid Toyib, Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya (WIKA) Novel Arsyad, Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Dadang Trisasongko, serta Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN Kukuh S. Achmad. Peringatan Hari Akreditasi Dunia 2017 dihadiri sekitar 400 peserta dari kalangan instansi pemerintah, swasta konstruksi, BUMN konstruksi dan lembaga penilaian kesesuaian dari seluruh Indonesia.
Tema ini berfokus meningkatkan komitmen bersama pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan sektor konstruksi dan lingkungan sekitar demi menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Selain itu juga untuk menggerakkan komitmen untuk melakukan upaya pencegahan tindak pidana korupsi yang mungkin terjadi pada pekerjaan konstruksi. (har/tw)