Penyerahan MTU ke Pemerintah Gorontalo untuk Tingkatkan Kompetensi Pekerja Konstruksi Gorontalo

“Sejak diberlakukannya MEA sejak 1 Januari 2016, keberadaan pekerja konstruksi bersertifikat menjadi sangat penting dalam pembangunan infrastruktur di sebuah wilayah, termasuk Provinsi Gorontalo”, Ujar Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Darda Daraba, dalam sambutannya pada acara serah terima pinjam pakai mobil pelatihan keliling atau biasa yang disebut Mobile Training Unit (MTU) kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo, Senin, (16/5), di Kantor Gubernur Provinsi Gorontalo.

“Sejak diberlakukannya MEA sejak 1 Januari 2016, keberadaan pekerja konstruksi bersertifikat menjadi sangat penting dalam pembangunan infrastruktur di sebuah wilayah, termasuk Provinsi Gorontalo”, Ujar Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Darda Daraba, dalam sambutannya pada acara serah terima pinjam pakai mobil pelatihan keliling atau biasa yang disebut Mobile Training Unit (MTU) kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo, Senin, (16/5), di Kantor Gubernur Provinsi Gorontalo.

Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo, Idris Rahim, mengapresiasi serah terima pengelolaan MTU ini. Ia mengatakan, MTU ini bermanfaat dalam mendukung proses pembangunan infrastruktur yang berkualitas di Provinsi Gorontalo. Provinsi Gorontalo membutuhkan tenaga kerja konstruksi yang kompeten dalam melakukan pekerjaannya”.

“Satu pekerjaan yang baik, tidak akan dihasilkan dalam waktu yang sekejap, diharapkan tenaga kerja di Gorontalo memiliki kompetensi sesuai bidangnya”, ujar Idris Rahim.

Penyerahaan MTU kepada pemerintah Provinsi Gorontalo merupakan bentuk kepedulian Ditjen Bina Konstruksi terhadap peningkatan kompetensi pekerja konstruksi di daerah. MTU yang sudah disebarkan sekitar di seluruh Indonesia berjumlah 32 unit dan yang sudah diserahterimakan pengelolaannya kepada provinsi sebnayak 12 unit. MTU akan hadir di daerah-daerah yang menjadi kantong-kantong tenaga kerja konstruksi, sehingga uji kompetensi dapat berlangsung dalam waktu yang singkat dengan jumlah capaian yang banyak.

Idris Rahim juga menjelaskan terkait pembangunan di Provinsi Gorontalo yang telah dicanangkan sejak tahun 2013. Terdapat lima mega proyek pembangunan infrastruktur, diantaranya pembangunan Gorontalo Outer Ring Road (GORR), irigasi Randangan, rumah sakit umum provinsi dr. Hasri Ainun Habibie, blok plan kantor pemerintahan Provinsi Gorontalo, serta pengembangan bandara Djalaludin.

Pembangunan GORR yang akan menghubungkan Bandara Djalaludin dengan pelabuhan ferry Kota Gorontalo akan dibangun sepanjang 45,316 km dengan menelan anggaran sebanyak Rp 6,9 triliun. “Mega proyek ini akan membutuhkan banyak tenaga kerja konstruksi, untuk itu tenaga kerja lokal harus mempersiapkan diri agar tidak menjadi penonton saja”, tambah Idris Rahim.

Target Ditjen Bina Konstruksi untuk menghasilkan 750.000 orang tenaga kerja bersertifikat merupakan sebuah tantangan agar kita bisa menjadi tuan rumah di Negara sendiri. Melalui MTU di setiap daerah diyakini sangat membantu proses percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi. Selain itu, MTU juga sebagai jawaban atas pelayanan pembangunan dalam bidang pelatihan dan uji sertifikasi dalam menjangkau pembangunan sampai ke pelosok desa, daerah terpencil, maupun daerah perbatasan.

Untuk dapat memenuhi target tersebut dibutuhkan sinergitas antara pemerintah, pihak swasta maupun institusi pendidikan. Institusi pendidikan seperti SMK, universitas ataupun politeknik bertugas untuk mencetak lulusan yang berkompeten dan mampu memenuhi kebutuhan industri. Pemerintah selaku regulator, memastikan institusi pendidikan menjaga mutu pendidikan dan kualitas lulusan serta memastikan para lulusannya bisa bekerja di sektor jasa konstruksi. Sementara pihak swasta berhak mendapat pekerja yang berkualitas melalui adanya sertifikasi ini, sehingga hasil pekerjaan yang dilakukan, memiliki kualitas yang baik. Melalui kerjasama yang baik berbagai pihak tersebut diharapkan jumlah tenaga kerja konstruksi bersertifikat dapat meningkat secara signifikan. (ka)

SEBARKAN ARTIKEL INI!