Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Panani Kesai menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional dengan tema Tantangan Tenaga Konstruksi di Indonesia dalam Menghadapi Kemajuan Teknologi dan Masyarakat Eekonomi ASEAN (MEA) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Politeknik Negeri Jakarta Sabtu (04/03) di Depok, Jawa Barat.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Panani Kesai menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional dengan tema Tantangan Tenaga Konstruksi di Indonesia dalam Menghadapi Kemajuan Teknologi dan Masyarakat Eekonomi ASEAN (MEA) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Politeknik Negeri Jakarta Sabtu (04/03) di Depok, Jawa Barat.
Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi menyampaikan peluang dan tantangan usaha kerja konstruksi dalam menghadapi MEA. Menurutnya Peluang kerja bidang konstruksi sangat terbuka terlihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, seperti pembangunan 2.350 km jalan baru, 1.000 km jalan tol, 24 lokasi pelabuhan baru, 15 bandara baru, dan seterusnya.
Dengan jumlah yang fantastis tersebut, peran tenaga kerja konstruksi sangatlah penting untuk mewujudkannya. Namun tantangannya adalah ketersediaan tenaga kerja ahli konstruksi atau insinyur Indonesia masih belum mencukupi.
“Untuk itulah lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi atau politeknik harus mampu melahirkan insinyur-insinyur muda professional yang siap bekerja di bidang konstruksi Indonesia”, ujar Panani Kesai.
Sebelumnya, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi telah melakukan MoU atau Nota Kesepahaman tentang penyelenggaraan profesi insinyur dengan Kemenristekdikti melalui fasilitasi penyiapan insinyur professional sebagai instruktur atau dosen serta saran kegiatan praktek atau magang diproyek konstruksi Kementerian PUPR.
“Banyaknya penyelenggaraan konstruksi dapat menjadi ajang pratek kerja bagi para mahasiswa teknik sipil, terutama bagi mahasiswa yang saat ini sedang melakukan tugas akhir sebagai bekal sebelum memasuki dunia kerja sebenarnya” ujar Panani.
Dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tenaga kerja Indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja konstruki asing, kedepannya Direktorat Jenderal Bina Konstruksi melalui Direktorat Kerjasama dan Pemberdayaan Kementerian PUPR akan berupaya menjembatani praktek kerja lapangan mahasiswa teknik dengan para penyedia jasa atau kontraktor sepeti BUMN Karya untuk dapat menghadapi gencatan tenaga kerja konstruksi asing di Indonesia.(dri/tw)