Setelah meluncurkan sertifikat digital yang bertepatan dalam rangkaian acara Konstruksi Indonesia 2018 pada Oktober lalu, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi melaksanakan sosialisasi sertifikat digital. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin yang membuka kegiatan ini di Jakarta, Senin (26/11), mengatakan bahwa sosialisasi ini merupakan proses awal sebelum nantinya sertifikat ini akan digunakan secara keseluruhan.
“Hal yang penting adalah pemanfaat sertifikat digital ini nantinya, bagaimana bentuk digital, persyaratan adalah bagian yang penting dari sertifikat digital. Dan yang paling penting saya berpesan agar kegiatan ini tidak hanya untuk menyebarkan informasi saja, namun juga pemanfaatan sertifikat digital itu sendiri”, ujar Syarif.
Sertifikat digital lahir dari kondisi tingginya penggunaan internet di Indonesia yaitu 132 juta pengguna, sehingga diharapkan dengan adanya sertifikat ini dapat mempermudah proses sertifikasi. Sebagai informasi pada saat sertifikasi tenaga kerja konstruksi yang dihadiri oleh Presiden pada Oktober lalu, para tenaga terampil pun sudah menggunakan menggunakan smartphone dan melihat bentuk dari sertifikatnya. Rencananya, sistem ini akan dapat digunakan pada Januari 2019.
Sebagai bentuk inovasi pelayanan publik, LPJK mengembangkan SIKI menjadi sertifikat berbentuk soft copy ke pemohon. Dengan demikian tidak diperlukan kedatangan fisik perwakilan asosiasi untuk pengambilan sertifikat.
Keunggulan dari sertifikat digital ini, selain berbasis web sehingga memudahkan pemohon untuk mengakses dari mana saja, juga dibuat secara transparan yang memudahkan pemohon. Validasi sertifikat akan dilakukan dengan aplikasi khusus yang dimiliki LPJK. Selain itu juga maraknya sertifikat palsu akan menghilang dengan berjalannya sertifikat digital.
Dengan dilaksanakannya sosialisasi ini diharapkan dapat menyamakan pemahaman terkait aplikasi ini sehingga pelayanan registrasi dan sertifikasi dapat segera diterapkan dengan sertifikat digital.(cha/tw)