DJBK JALIN KERJA SAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PEMAGANGAN PROFESI INSINYUR

DJBK – Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berkewajiban untuk mendukung program fasilitasi penyiapan para insinyur yang profesional untuk menjadi instruktur atau dosen dalam sarana kegiatan magang. Hal ini mengingat tidak mungkin pembangunan Infrastruktur terlaksana tanpa adanya dukungan tenaga kerja konstruksi yang handal, yang salah satunya adalah tenaga Insinyur. Demikian yang diutarakan Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Dudi Suryo Bintoro, dalam kegiatan Inisiasi Kerjasama Antara Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dengan Perguruan Tinggi  yang diselenggarakan pada hari Kamis (15/09) di Banten.

DJBK – Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berkewajiban untuk mendukung program fasilitasi penyiapan para insinyur yang profesional untuk menjadi instruktur atau dosen dalam sarana kegiatan magang. Hal ini mengingat tidak mungkin pembangunan Infrastruktur terlaksana tanpa adanya dukungan tenaga kerja konstruksi yang handal, yang salah satunya adalah tenaga Insinyur. Demikian yang diutarakan Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Dudi Suryo Bintoro, dalam kegiatan Inisiasi Kerjasama Antara Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dengan Perguruan Tinggi  yang diselenggarakan pada hari Kamis (15/09) di Banten.

“Program ini menjadi jalan untuk merealisasikan Renstra Ditjen Bina Konstruksi, salah satunya yakni mencetak 50.000 orang insinyur Konstruksi bersertifikat insinyur yang berkompeten”, ujar Dudi Suryo Bintoro.

Program Kegiatan ini merupakan bukti nyata tindaklanjut Link and Match  antara kebutuhan Badan Usaha Jasa konstruksi terhadap tenaga terampil yang berkompeten dari dunia pendidikan Tinggi, Kementerian PUPR yang sebelumnya telah menandatangani Nota kesepahaman dengan Kementerian RISETDIKTI tentang penyelenggraan Profesi Insinyur. Disamping itu juga untuk perkuatan kelembagaan program profesi insinyur, dalam bentuk pembelajaran, pemagangan, evaluasi dan mentoring program magang serta dukungan sarana prasarana proses pembelajaran.

Fokus  diskusi diutamakan pada isu kebijakan  penyusunan kerangka kesepakatan antara para pihak mengenai pola kerjasama, tugas dan tanggung jawab, program pembelajaran praktek keinsinyuran dilapangan atau tempat kerja, serta pembiayaan.

Dukungan tempat program pemagangan profesi insinyur yang akan dijalankan dengan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia, program pemagangan akan dilaksanakan  selama 2 semester, dalam 24 sks yang komposisinya disesuaikan oleh aturan yang sudah diatur. Dengan jangka waktu 6 bulan dibutuhkan persiapan yang matang untuk bisa memaksimalisasi terlaksananya program pemagangan para insinyur.

Inisiasi Kerja sama ini diakhiri dengan rekomendasi Perjanjian Kerja sama dan ditindaklanjuti dengan pembentukan konsorsium Nasional Perguruan Tinggi Negeri/Perguruan Tinggi Swasta penerima mandat Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur (PSPPI). Diharapkan dengan adanya kegiatan inisiasi kerja sama Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dengan Perguruan Tinggi Indonesia, dapat menjaga kualitas mutu tenaga kerja professional untuk mampu berdaya guna dalam pembangunan infrastrukstur di Indonesia. (har/tw)

 

 

 

 

 

SEBARKAN ARTIKEL INI!