DJBK – Atambua. Kegiatan penyediaan infrastruktur fisik konstruksi dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat terhadap kegiatan sosial dan ekonomi khususnya wilayah perbatasan, Hal tersebut dapat mengurangi angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas. Nawacita Presiden RI, Joko Widodo, menyiratkan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan. Hal tersebut tentu harus didukung dengan kesiapan SDM Konstruksi di wilayah tersebut.
“Membuat teman-teman dari daerah Atambua menjadi terampil di bidang konstruksi tentu sangat membantu pembangunan di Atambua ini, rekan-rekan harus meningkatkan kemampuan dan keterampilan sehingga tidak kalah dengan pekerja konstruksi dari daerah lainnya, dan ketika pembangunan infrastruktur disini sedang berlangsung kita berdayakan masyarakat setempat agar rekan-rekan tidak menjadi penonton”.
Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib, dalam mensosialisasikan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan Inventarisasi Data Sektor Jasa Konstruksi di Wilayah Kerja Balai Wilayah V Surabaya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis, (04/02).
Selain teknologi terkini yang mendukung pembangunan di daerah, sumber daya manusia menjadi faktor yang tidak dapat dikesampingkan dalam pembangunan. Tenaga kerja yang terlatih dan bersertifikat diharapkan dapat mendukung pembangunan-pembangunan yang akan dilaksanakan di daerah. Ditjen Bina Konstruksi memfasilitasi daerah-daerah perbatasan dalam membangun SDM Konstruksi Terampil yang berkualitas, agar dapat membangun permukiman layak yang cepat dan murah bagi masyarakat yang membutuhkan. Pemberdayaan masyarakat untuk menjadikan SDM konstruksi terampil ini harus didukung pemerintah daerah, masyarakat setempat harus aktif mendorong Dinas PU Atambua untuk melakukan pelatihan kepada masyarakat yang memiliki passion di bidang konstruksi.
Peningkatan SDM ini diikuti masyarakat Kabupaten Belu, Atambua yang berasal dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Belu, Kontraktor, perwakilan Kecamatan dan Dinas Kabupaten Belu. Selain itu DJBK pun memperkenalkan teknologi RISHA kepada masyarakat di Atambua. RISHA merupakan produk inovasi yang ditemukan dan dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (Puslitbangkim), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR. Produk ini terbukti mudah diterapkan, kuat dan tahan terhadap gempa. Pada tahun 2005, RISHA telah diterapkan dengan baik di Provinsi Aceh untuk pemukiman warga yang terkena bencana Tsunami.
Saat ini sistem RISHA telah berkembang menjadi teknologi bangunan sederhana yang dipergunakan untuk perumahan, fasilitas umum, dan fasilitas sosial yang termasuk untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman yang cepat dan handal. Untuk itulah Ditjen Bina Konstruksi, melakukan sosialisasi terkait teknologi RISHA kepada masyarakat di Atambua, sehingga diharapkan masyarakat dapat menerapkannya untuk mendukung pembangungan perumahan untuk rakyat di daerah perbatasan.
Dalam kesempatan itu, Yusid Toyib juga menekankan pentingnya Alat Pelindung Diri (APD) dalam kegiatan pelatihan para pekerja konstruksi. Bahkan setelah bekerja dengan kontraktor, para pekerja konstruksi juga diharapkan tetap menerapkan penggunaan APD sebagai bentuk penerapan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Yusid Toyib juga menekankan kepada para peserta pelatihan untuk saling mengingatkan kontraktor untuk peduli terhadap penggunaan dan penyediaan APD bagi pekerja konstruksi yang menjadi tanggung jawab kontraktor dalam pelaksanaan suatu proyek.
Pada kegiatan ini, Direktur Jenderal Bina Konstruksi yang didampingi oleh Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Rachman Arief Dienaputra, Kepala Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V Surabaya, Hambali, dan Kepala Dinas PU Atambua, Maria Eda Fahik, menyempatkan untuk meninjau proses pelatihan uji kompetensi tukang bangunan umum di workshop Dinas PU Kabupaten Belu dan rumah contoh RISHA yang dibangun oleh Puslitbangkim di Desa Silawan Kabupaten Belu Provinsi NTT. (ka)