DJBK – JAKARTA. Pembangunan infrastruktur sudah pasti membutuhkan sumber daya manusia konstruksi yang handal sebagai ujung tombak penyelenggaraan konstruksi. Tenaga kerja konstruksi harus kompeten dan berkualitas agar bisa memberikan kontribusi bagi daerahnya.
DJBK-JAKARTA. Pembangunan infrastruktur sudah pasti membutuhkan sumber daya manusia konstruksi yang handal sebagai ujung tombak penyelenggaraan konstruksi. Tenaga kerja konstruksi harus kompeten dan berkualitas agar bisa memberikan kontribusi bagi daerahnya.
Untuk itulah Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berkerjasama dengan Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah, Asosiasi, Institusi Pendidikan, dan Swasta mengadakan Training Of Trainer (ToT) Mobile Training Unit (MTU) Angkatan III.
“Pelaksanaan Pelatihan TOT ini bertujuan untuk menempa dan membentuk sosok tenaga kerja konstruksi agar memiliki kompetensi tinggi, seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang baik, di lingkungan pekerjaannya. Sehingga dapat mendukung penyediaan tenaga profesional yang selaras dengan kebutuhan di masyarakat.” Demikian disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yusid Toyib saat membuka acara pelatihan Training Of Trainer (ToT) – Mobile Training Unit (ToT-MTU) Angkatan III Bidang Las, Plambing, dan Elektrikal, Rabu (7/12) di Jakarta.
Yusid menambahkan bahwa sebagai instruktur diharapkan mampu mengajar dengan keras dan tegas, dengan maksud memberikan kebiasaan baik dalam bekerja. Misalnya setiap penggunaan peralatan konstruksi, harus biasakan untuk membersihkan kembali peralatan tersebut.
Tidak hanya itu, sebagai instruktur tidak boleh bosan mengajarkan tentang sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam bekerja di lapangan.
“Tunjukan tenaga konstruksi Indonesia memiliki kompetensi, kualitas dan handal. Agar tenaga kerja konstruksi Indonesia dapat diperhitungkan oleh negara-negara lain khususnya di ASEAN”, imbuh Yusid.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Panani Kesai juga mengatakan dengan memberikan pelatihan kepada instruktur, nantinya dapat melahirkan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat dengan memberikan pelatihan hingga ke lokasi proyeknya menggunakan MTU.
“Tenaga ahli konstruksi seperti arsitek dan kontraktor asing sudah sering menangani proyek di Indonesia, jangan sampai proyek-proyek tersebut juga menggunakan tenaga kerja asing” ujar Panani.
Acara yang akan berlangsung selama dari 5 – 23 Desember 2016 di Balai Material dan Peralatan Konstruksi Jakarta ini diikuti oleh 49 peserta dari 18 provinsi. Instruktur TOT berasal dari VEDC, PNJ, Kampuh, AKLI, dan Westpex.
Diharapkan pelatihan TOT-MTU ini dapat meningkatkan kemampuantenaga kerja bidang jasa konstruksi yang tersebar di seluruh provinsi, secara khusus untuk menciptakan instruktur yang kompeten. (Dri/tw)