CEPAT DAN KOMPETEN, KUNCI MENANGKAN PERSAINGAN GLOBAL BIDANG KONSTRUKSI

 

 

 

D.I.Y – Sebagaimana diketahui, fokus Pemerintah saat ini adalah meningkatkan Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) disamping juga terus melaksanakan Pembangunan Infrastruktur. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memperoleh amanah anggaran sebesar Rp120 triliun di tahun 2020 untuk pembangunan infrastruktur. Sementara industri konstruksi di Indonesia saat ini masih membutuhkan banyak tenaga kerja. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan Kementerian PUPR, setiap kenaikan angaran infrastruktur sebesar Rp.1 triliun dibutuhkan tambahan 14.000 orang tenaga konstruksi. 

Untuk memenuhi hal tersebut Kementerian PUPR melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas pekerja konstruksi. “Perlu kita ingat, persaingan global sudah tidak lagi antara yang besar dengan kecil namun antara yang cepat dengan yang lambat. Serta bukan proteksi yang dikedepankan, tetapi kompetensi atau mutu dari tenaga kerja konstruksi tersebut. Untuk itu saya berpesan kepada generasi muda terutama mahasiswa sungguh-sungguh belajar, utamanya ilmu tentang dunia sipil, dan tidak lupa diiringi doa kepada Tuhan”, demikian disampaikan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin saat menjadi pembicara pada Kuliah Umum yang bertemakan “SDM Unggul : Mahasiswa Sebagai Ujung Tombak Pembangunan Indonesia”, Jumat (30/8) di Fakultas Teknik UGM Yogyakarta.

Salah satu upaya Kementerian PUPR dalam membangun kualitas SDM unggul adalah memberikan kompetensi sejak masa di perkuliahan. Menurutnya, saat ini Indonesia sangat memerlukan tenaga kerja konstruksi yang tangguh dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Untuk itu mahasiswa harus bisa berinovasi. “Teknik Sipil adalah disiplin ilmu teknik yang paling lama dan meliputi banyak spesialisasi. Untuk itu dibutuhkan banyak inovasi yang harus dikembangkan untuk mendapatkan skill dan perfomance yang baik” ungkap Syarif.

Inovasi tersebut dikenal juga dengan istilah Smart Construction, contohnya seperti Building Information Modeling (BIM) yang sangat membantu dalam pengajaran dan praktikum mahasiswa sebelum praktek di lapangan. Selain inovasi, Kementerian PUPR juga menjawab tantangan mengenai pembinaan SDM Konstruksi dengan melakukan program Link and Match dengan perguruan tinggi ataupun universitas sipil di seluruh wilayah Indonesia untuk melahirkan calon tenaga ahli muda yang nantinya akan terjun di industri konstruksi.

Sementara itu Ketua Departemen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Djoko Sudjono menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian PUPR yang telah memberikan kontribusi besar dalam bentuk knowledge kepada mahasiswa teknik sipil dan lingkungan UGM yang merupakan angakatan baru. Ia menyampaikan, bahwa mahasiswa angkatan baru ini sangat membutuhkan motivasi yang besar dari Pemerintah agar kelak ia tidak menyesal atas keputusannya mengambil pendidikan kejuruan  teknik sipil.

“Saya sangat optimis mahasiswa baru UGM akan menjadi engineer yang professional dan memberikan kontribusi besar untuk kemajuan industry konstruksi Indonesia di kancah Internasional ” tutur Djoko.

Persiapan Tender/Seleksi Dini Pengadaan Barang/Jasa TA 2020

Di hari yang sama, Direktur Jenderal Bina Konstruksi membuka sekaligus memberikan arahan pada kegiatan Rapat Koordinasi Persiapan Tender/Seleksi Dini Pengadaan Barang/Jasa TA 2020 di Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun informasi kegiatan lelang dini TA 2020 dari masing-masing Unor di Kementerian PUPR serta memberikan pemahaman terkait Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia, serta menyamakan persepsi dalam rangka penerapan Permen 07/2019 dalam pelaksanaan Lelang Dini T.A. 2020.

“Saya minta seluruh jajaran Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi di seluruh Provinsi untuk bekerja secara profesional, dan tertib menerapkan peraturan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan demikian, Balai P2JK bisa melaksanakan 4 tugas yakni mulai dari merencanakan, melelangkan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan infrastruktur secara cepat, tepat, dan transparan”, ujar Syarif. (har/tw)

SEBARKAN ARTIKEL INI!