BUJK HARUS MAKSIMALKAN TENAKER TERAMPIL PADA PEKERJAAN INFRASTRUKTUR

Indonesia saat ini dihadapkan dengan tantangan pembangunan infrastruktur yang semakin gencar namun belum diimbangi dengan jumlah Badan Usaha Jasa Konstruksi yang memadai. Selain itu, jumlah tenaga kerja konstruksi yang terampil pun masih kurang dari kebutuhan. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin dalam kegiatan Forum Dialog Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Jumat (11/5).

Indonesia saat ini dihadapkan dengan tantangan pembangunan infrastruktur yang semakin gencar namun belum diimbangi dengan jumlah Badan Usaha Jasa Konstruksi yang memadai. Selain itu, jumlah tenaga kerja konstruksi yang terampil pun masih kurang dari kebutuhan. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin dalam kegiatan Forum Dialog Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Jumat (11/5). 

Keberadaan tenaga kerja terampil bersertifikat sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan. Pada tahun 2015, kurang lebih 200.000 tenaga kerja dari Malaysia kembali ke Indonesia untuk bekerja di bidang infrastruktur.

“Ketika pekerjaan sudah banyak di Indonesia, yang dibutuhkan bukan hanya kesempatan untuk bekerja tetapi bagaimana mendapatkan tenaga terampil”, Ujar Syarif.

Oleh karena itu, BUJK harus memanfaatkan kesempatan dengan menjadikan para tenaga kerja konstruksi yang bekerja dibawahnya memiliki keterampilan dan bersertifikat.

HIPMI menyampaikan dukungannya terhadap pemerintah, dan juga menyampaikan pesan agar anggaran pembangunan dapat dialokasikan juga kepada pengusaha menengah dan kecil. Dalam kesempatan tersebut, Syarif menyampaikan bahwa apa yang disampaikan dalam forum tersebut akan menjadi catatan kedepannya untuk pemerintah.

Dijelaskan oleh Syarif, bahwa keberadaan infrastruktur tentunya ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat dan aksesibilitas, khususnya di daerah-daerah yang belum terhubung. Pembangunan infrastruktur saat ini diharapkan dapat membuka investasi infrastruktur. Selain itu juga untuk penyediaan tenaga kerja yang terampil. (cha/tw)

SEBARKAN ARTIKEL INI!