105 PEKERJA KONSTRUKSI DI TASIKMALAYA IKUTI UJI SERTIFIKASI

DJBK – Tasikmalaya. Sebanyak 105 pekerja konstruksi yang terdiri dari mandor dan tukang di wilayah Tasikmalaya Jawa Barat mengikuti uji sertifikasi. Uji sertifikasi yang dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin s.d. Rabu (19-21/09) ini diselenggarakan atas kerjasama yang baik antara Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Politeknik Negeri Bandung, dan PT. Indocement Tbk.

DJBK – Tasikmalaya. Sebanyak 105 pekerja konstruksi yang terdiri dari mandor dan tukang di wilayah Tasikmalaya Jawa Barat mengikuti uji sertifikasi. Uji sertifikasi yang dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin s.d. Rabu (19-21/09) ini diselenggarakan atas kerjasama yang baik antara Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Politeknik Negeri Bandung, dan PT. Indocement Tbk.

“Kegiatan ini adalah upaya nyata Pemerintah dan stakeholders konstruksi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi”, ujar Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta, yang diwakili Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan Chandra Permana saat membuka Uji Sertifikasi

Mandor dan Tukang, Selasa (20/09). Dengan demikian kesempatan mendapatkan akses informasi dan teknologi serta mengikuti pelatihan atau program capacity building, diharapkan dapat dimanfaatkan SDM konstruksi untuk meningkatkan kompeten dan lebih kompetitif

Sertifikasi menjadi hal yang sangat penting. Karena di hari-hari mendatang, tantangan pembangunan infrastruktur terus meningkat, dimana diperlukan ketersediaan infrastruktur berkualitas dan kinerjanya harus dapat diandalkan dan dibuktikan. Bukti ini tidak lain adalah sertifikat.

Sehingga daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global harus semakin membaik. “Salah satu usaha yang dirasa perlu dilakukan untuk menjawab tuntutan tersebut adalah dengan cara meningkatkan kualitas pekerjaan konstruksi.” Tambah Chandra.

Setiap tahun World Economic Forum mengeluarkan “The Global Competitiveness Report” dimana di dalamnya memperlihatkan indeks daya saing dari negara-negara di dunia. Peringkat daya saing Indonesia meningkat 13 poin, dari peringkat 50 pada tahun 2012 menjadi peringkat 37 pada tahun 2015 lalu. Indeks daya saing tersebut diukur terhadap 12 pilar dimana salah satunya sangat berkaitan dengan tugas Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) dalam pembinaan jasa konstruksi. Saat ini, Indonesia menempati peringkat 62 dari 144 negara pada tahun 2015, naik 16 peringkat jika dibandingkan pada tahun 2012, yang menempatkan Indonesia pada peringkat 78.

Saat ini DJBK terus mendorong penyelenggaraan pelatihan dengan berbagai macam variasi model yang difokuskan kepada jabatan kerja kunci yaitu project manager, pengawas, mandor dan tukang. Sedangkan model pelatihannya antara lain dengan menggunakan model distance learning seperti pelatihan dengan menggunakan Mobile Training Unit (MTU), seminar dan kursus singkat, serta uji sertifikasi yang dilanjutkan dengan memberikan sertifikat terus ditingkatkan DJBK guna mencapai target 750.000 tenaga kerja konstruksi bersertifikat di tahun 2019. (ndri/tw)

SEBARKAN ARTIKEL INI!