Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia, kerjasama antar pihak terus dibutuhkan, baik di tingkat negara maupun asosiasi. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mendukung kerjasama yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) dengan The Construction Management Association of Korea (CMAK).
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia, kerjasama antar pihak terus dibutuhkan, baik di tingkat negara maupun asosiasi. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mendukung kerjasama yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) dengan The Construction Management Association of Korea (CMAK).
Kedua pihak membentuk komite Indonesia-Korea Collaboration Committee for Construction Project Management (CPM), yang akan mengembangkan kesempatan bisnis berama untuk meningkatkan keuntungan bersama untuk industri konstruksi kedua negara.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Yaya Supriyatna menghadiri acara penandatanganan kerjasama antara IAMPI dengan CMAK ini, di Jakarta Selasa (26/6). Yaya menyampaikan dukungannya terhadap kolaborasi yang dilakukan dua asosiasi tersebut. Ia menyampaikan, kerjasama ini tepat mengingat Indonesia sedang gencar meningkatkan kapasitas tenaga kerja Indonesia dalam hal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), sebagai bentuk pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena dapat menyokong kerjasama antar kedua negara yaitu Indonesia dengan Korea.”, ujar Yaya.
Sasaran dari kerjasama kedua asosiasi konstruksi ini yaitu untuk meningkatkan Manajemen Proyek Konstruksi, khususnya kapabilitas pekerja konstruksi di Indonesia. Yaya menyampaikan bahwa salah satu hal yang dapat dicontoh dari Korea adalah kedisiplinannya dalam bekerja. Sehingga diharapkan pelaku konstruksi Nasional dapat mencontoh hal tersebut dalam bekerja di sektor konstruksi di Indonesia. Kerjasama ini juga ditujukan untuk mengembangkan model baru dari manajemen proyek konstruksi pada pasar konstruksi Indonesia.
Komite bertugas untuk mengadakan riset untuk mengevaluasi kematangan manajemen proyek konstruksi di Indonesia. Selain itu juga, akan dipilih pilot project yang mana bisa diterapkan manajemen proyek konstruksi oleh tim Indonesia-Korea. Komite ini juga bertugas memberikan dukungan terhadap kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan personel manajemen proyek konstruksi di Indonesia. (cha/tw)