WORKSHOP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN INFRASTRUKTUR UNTUK PENINGKATAN KESELAMATAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

“Penganggaran pemeliharaan infrastruktur sangat dibutuhkan dan jangan sampai terlewat karena dapat berakibat fatal. Dengan demikian ketika melakukan penganggaran untuk pembangunan, maka anggaran pemeliharaan juga harus disediakan”, demikian tegas Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Panani Kesai, pada Workshop ke-4 Kerjasama Indonesia – Korea dalam bidang Capacity Development for Safety Management of The Public Facilities in Indonesia, Rabu (03/08), di Jakarta.

DJBK – Jakarta. “Penganggaran pemeliharaan infrastruktur sangat dibutuhkan dan jangan sampai terlewat karena dapat berakibat fatal. Dengan demikian ketika melakukan penganggaran untuk pembangunan, maka anggaran pemeliharaan juga harus disediakan”, demikian tegas Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Panani Kesai, pada Workshop ke-4 Kerjasama Indonesia – Korea dalam bidang Capacity Development for Safety Management of The Public Facilities in Indonesia, Rabu (03/08), di Jakarta.

Pemeliharaan infrastruktur sama pentingnya dengan pembangunan Infrastruktur itu sendiri. Sebab pada akhirnya infrastruktur harus dapat dinikmati secara jangka panjang oleh masyarakat.

Sebagaimana diketahui, Infrastruktur memiliki peran strategis dalam pembangunan, hal itu juga menggambarkan kualitas kehidupan masyarakat.  Dengan kualitas infrastruktur yang baik maka bisa dipastikan negara tersebut berkualitas baik. Karena aset infrastruktur yang andal akan memungkinkan terjadinya diversifikasi produksi, pengembangan perdagangan, pemerataan pembangunan dan pengentasan kemiskinan, serta peningkatan kualitas hidup secara umum.

Pelaksanaan workshop ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mendukung peningkatan kapasitas manajemen keselamatan infrastruktur di Indonesia.Selain itu workshop ini juga merupakan tindak lanjut atas penandatanganan Record of Discussion (RoD) antara Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dengan Resident Representative of Korea International CooperationAgency terkait Pengembangan Kapasitas Keselamatan Infrastruktur di Indonesia. Sebelumnya telah dilaksanakan 3 Workshop terkait dari total 6 Workshop yang akan diselenggarakan selama masa kerjasama ini yang akan berakhir pada 29 Desember 2016.

“Proyek ini menekankan pentingnya keselamatan infrastruktur pasca pelaksanaan konstruksi dengan melakukan inspeksi. Kita harus menerapkan hal ini agar menjadi kebiasaan dan tidak luput lagi dalam melakukan pemeliharaan pada bangunan-bangunan di Indonesia”, ujar Panani Kesai.

Sementara itu Resident Representative of Korea International CooperationAgency (KOICA), Kim Byung Gwan, mengapresiasi peserta yang telah mengikuti pelatihan untuk ahli jembatan di Korea dan Batam, dengan mengambil Jembatan Fisabilillah sebagai model pembelajaran. Diharapkan peserta yang telah mengikuti pelatihan dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu terkait keselamatan infrastruktur di Indonesia.

Selama ini, upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan SMK3 Konstruksi, diantaranya dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum sebagai pengganti dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008, serta dikeluarkannya Surat Edaran Menteri PUPR No. 66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Bidang Pekerjaan Umum.

Dari kerjasama yang sedang berjalan antara Indonesia dan Korea ini telah dibuatkan manual inspeksi jembatan yang telah disusun dalam proyek dan kemudian akan dapat digunakan oleh Kementerian PUPR agar sistem manajemen keamanan infrastruktur terutama jembatan dapat meningkat kualitasnya dan tidak mencelakakan masyarakat sebagai pengguna infrastruktur tersebut. (ka)

SEBARKAN ARTIKEL INI!