“Kita bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota ingin memberdayakan seluruh masyarakat di Indonesia termasuk di Aceh, kami sebarkan MTU ini ke seluruh Provinsi di Indonesia untuk melibatkan masyarakat lokal setempat membangun daerahnya sendiri, bukan hanya jadi penonton”. Hal tersebut diutarakan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Yusid Toyib, pada saat menyerahterimakan sebuah unit Mobile Training Unit (MTU) atau Unit Pelatihan Keliling kepada Provinsi Aceh, Senin (26/9) di Banda Aceh.
“Kita bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota ingin memberdayakan seluruh masyarakat di Indonesia termasuk di Aceh, kami sebarkan MTU ini ke seluruh Provinsi di Indonesia untuk melibatkan masyarakat lokal setempat membangun daerahnya sendiri, bukan hanya jadi penonton”. Hal tersebut diutarakan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Yusid Toyib, pada saat menyerahterimakan sebuah unit Mobile Training Unit (MTU) atau Unit Pelatihan Keliling kepada Provinsi Aceh, Senin (26/9) di Banda Aceh.
MTU ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi para tenaga kerja konstruksi lokal di wilayah Aceh dan akan dioptimalkan untuk mengejar target sertifikasi kepada para tenaga kerja konstruksi terampil di Indonesia sebanyak 500.000 orang dan 200.000 teknisi bersertiikat, hingga 2019.
Sekretaris Daerah Provinsi Aceh, Dermawan, mengatakan apresiasinya atas penyerahan MTU dari Kementerian PUPR ini. “kami akan memaksimalkan pemanfaatan MTU ini, mobil ini akan masuk ke pelosok-pelosok di Aceh lalu kita berdayakan masyarakat kita, untuk bekerja terlibat di pembangunan infrastruktur di provinsi ini. Dengan bekerja masyarakat akan lebih produktif berpenghasilan, juga sehat”, ujar Dermawan saat menerima penyerahan MTU ini.
MTU yang berwujud “truk serba guna” ini merupakan kendaraan yang akan memberdayakan masyarakat setempat khususnya daerah pelosok perdesaan dan masyarakat di daerah yang berdekatan dengan kantong-kantong proyek atau basis tenaga kerja konstruksi.
Di dalam kendaraan MTU ini memiliki perlengkapan pelatihannya sebagai hardware, materi dan bahan ajar sebagai software, serta tenaga instruktur sebagai brainware. Tiga komponen ini tergabung dalam satu paket yang akan menjadi penggerak terselenggaranya pelatihan dan uji sertifikasi konstruksi.
Di tengah sedang masifnya pembangunan infrastruktur di Provinsi Aceh, kesiapan tenaga kerja konstruksi di Provinsi ini pun diharapkan tetap terjaga. “Semoga tidak ada pembangunan infrastruktur disini terhambat karena kekurangan tenaga kerja terampil ataupun tenaga ahli, sehingga harus impor dari daerah lain dan kita tidak lagi mendengar orang asing bekerja di lapangan”, ujar Yusid.
Diketahui, Provinsi Aceh merupakan wilayah yang masuk pada pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) 2016. Meliputi pembangunan infrastruktur Bendungan Paya Seunara di Kecamatan Suka Karya, Kota Sabang, Bendungan Rajui Kecamatan Padang Tiji, Pidie, Bendungan Krueng Keureuto di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Bendungan Rukoh di Kecamatan Titeue, Pidie, Bendungan Tiro di Kecamatan Tiro, Pidie serta Proyek Pembangunan Kawasan Industri Prioritas/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Percepatan infrastruktur Lhokseumawe.
Selain itu, sesuai rencana Perpres nomor 117 tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, terdapat empat ruas tol Aceh yang menjadi bagian dari 24 ruas tol Trans Sumatera, antara lain ruas Binjai—Langsa, Langsa—Lhoksemawe, Lhokseumawe—Sigli, dan Sigli—Banda Aceh. “Perencanaan Tol Aceh ditargetkan akan rampung tahun 2016 ini”, ujar Sekda Provinsi Aceh.
Sementara itu, Kepala Balai Material dan Peralatan Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, Tolhas Z Sidabutar, mengatakan, “kepada para pekerja terampil, MTU ini akan mengenalkan dan mengajarkan pola kerja efektif dan efisien keterampilan bidang batu, besi, dan kayu sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) hingga dapat memberikan hasil optimal pada pembangunan infrastruktur yang berkualitas di Aceh (dn).