TENAGA AHLI KONSTRUKSI MUDA, SOLUSI KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Di tahun 2019 Pemerintah akan fokus pada program pembinaan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia, sebagaimana disampaikan Presiden RI pada beberapa kesempatan, demikian pula di sektor konstruksi. Untuk itu Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menyelenggarakan Kuliah Umum dan Workshop Peningkatan Kompetensi Tenaga Ahli Muda Jasa Konstruksi, Jumat (14/12) di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin pada kesempatan tersebut memaparkan tentang tantangan lulusan pendidikan tinggi dalam era industri konstruksi 4.0 dan society 5.0 yakni SDM bidang konstruksi, strategi dunia pendidikan dalam era disrupsi teknologi dan strategi capaian PUPR dalam meningkatkan kualitas SDM konstruksi. 

Seperti diketahui bersama, Pemerintah saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia, namun hal tersebut justru tidak diimbangi dengan kesiapan tenaga kerja konstruksi di Indonesia. Padahal pangsa pasar konstruksi Indonesia masuk dalam urutan pertama di ASEAN dan nomor Empat di ASIA. “Hal ini seharusnya menjadi perhatian seluruh stakeholders konstruksi, apabila kita tidak siap dengan kondisi tersebut, tentu akan membuat tenaga kerja Indonesia tersingkir”, ungkap Syarif.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah, salah satunya dengan mendorong agar lulusan-lulusan teknik dapat terus melanjutkan ilmu yang sudah di dapat di bangku kuliah dan mengaplikasikannya langsung di dunia konstruksi Indonesia. Hal ini mengingat tenaga-tenaga kerja kontruksi ahli muda sangatlah diperlukan untuk menjaga keberlangsungan industri konstuksi Indonesia.

“Kita perlu prihatin sebab saat ini sebagian mahasiswa teknik setelah lulus kuliah, justru mencari pekerjaan di bidang yang diluar ke-teknik-an. Tentunya hal ini jika dibiarkan akan menghambat Pembangunan Infrastruktur. Di masa mendatang tenaga kerja konstruksi akan lebih banyak lagi yang dibutuhkan, terutama yang bisa bisa bekerja di berbagai daerah Indonesia. Sehingga putra-putri daerah bisa membangun infrastruktur untuk kemajuan daerah itu sendiri.” Jelas Syarif 

Kementerian PUPR melalui Direktur Jenderal Bina Konstruksi telah menyiapkan berbagai macam strategi untuk dapat mencetak tenaga kerja konstruksi bersertifikat dengan melakukan pelatihan seperti Sistem Belajar Intensif Mandiri (SIBIMA) dengan menggunakan teknologi jaringan internet para calon-calon tenaga ahli bisa mengikuti pelatihan dimanapun dan kapanpun. SIBIMA, salah satunya, menjadi salah satu solusi pelayanan publik untuk mengatasi backlog pemenuhan kebutuhan tenaga kerja bersertifikat seiring dengan fokus pemerintah untuk membangun infrastruktur sesuai RPJMN dan Renstra Kementerian PUPR 2015-2019.

Selanjutnya, pelatihan seperti metode observasi, ajar mitra konstruksi dan mobile training unit (MTU) merupakan salah satu program yang dilakukan Ditjen Bina Konstruksi untuk dapat menciptakan tenaga kerja konstruksi terampil bersertifikat. Pemerintah terus berupaya dalam meningkatkan link and match dunia pendidikan dengan dunia jasa konstruksi dengan berorientasi kurikulum berbasis digital dan robotic serta penguatan pendidikan vokasi dan kejuruan dengan menyederhanakan program studi yang tidak sesuai tuntunan industri dan memperkuat program studi favorit industri. Skema pemagangan berbasis kebutuhan dunia kerja pun terus dilakukan agar mampu mengembangan entrepreneurship untuk dapat mengembangkan karakter yang kreatif, inovatif dan inkubasi wirausaha.  

Perkembangan dunia melalui internet terus berkembang dengan pesat. Saat ini hanya dengan satu media seperti telepon gengam semua hal sudah bisa dilakukan. Di tahun 2019, pemerintah bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) akan mengeluarkan sertifikat digital sehingga mampu meminimalisir hal-hal negatif.  “Hanya perlu dengan memverifikasi melalui barcode yang ada pada website akan langsung terlihat sertifikat. Dan tidak perlu diragukan lagi keabsahannya karena sudah terdata dengan baik melalui sistem digital.” ungkap Syarif. (dri/tw)

 

 

 

SEBARKAN ARTIKEL INI!