DJBK – Malang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat terus berupaya untuk memenuhi target dalam melakukan percepatan pembangunan infrastuktur di seluruh wilayah Indonesia. Hal serupa dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR dalam mewujudkan program strategis tahun 2015 – 2019 yaitu, melakukan 20 kerjasama strategis dengan Kementerian/lembaga, pemerintah daerah, swasta, LPJK, Asosiasi, BUJK, serta masyarakat dalam menghasilkan 10.000 orang instruktur/ asesor pelatihan konstruksi.
DJBK – Malang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat terus berupaya untuk memenuhi target dalam melakukan percepatan pembangunan infrastuktur di seluruh wilayah Indonesia. Hal serupa dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR dalam mewujudkan program strategis tahun 2015 – 2019 yaitu, melakukan 20 kerjasama strategis dengan Kementerian/lembaga, pemerintah daerah, swasta, LPJK, Asosiasi, BUJK, serta masyarakat dalam menghasilkan 10.000 orang instruktur/ asesor pelatihan konstruksi.
Saat ini Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terus mengembangkan dan menguatkan pembinaan jasa konstruksi di daerah dengan menggandeng para pemangku kepentingan yang ada di daerah, untuk bersama-sama mewujudkan Ketahanan Masyarakat Konstruksi Indonesia. langkah tersebut diharapkan mampu membuat kualitas sektor konstruksi yang berada di daerah sama baiknya dengan yang ada di pusat, sehingga dapat tercipta pasar jasa konstruksi yang mandiri dan berdaya saing tinggi, Ungkap Masrianto Direktur Kompetensi dan Produktivitas Kontruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dalam sambutan Studi Banding Ke Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)/ VEDC Malang, Jawa timur.
Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Masrianto bersama rombongan pagi tadi (29/03) meninjau Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)/VEDC, Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PPPPTK/VEDC dinilai memiliki reputasi yang unggul dalam mencetak tenaga kerja konstruksi, dan terbukti dengan tempat pelatihan yang lengkap, dan kondusif dalam memberikan pembekalan pelatihan.
“Modul pelatihan yang diberikan dapat diadopsi dan digunakan dalam melakukan pelatihan instruktur/asesor tenaga kerja konstruksi di balai-balai pelatihan jasa konstruksi daerah” kata Masrianto
Diharapkan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK/VEDC Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dalam mencetak tenaga instruktur/asesor pelatihan konstruksi yang nantinya akan melatih tenaga kerja terampil dan ahli untuk mendapatkan sertifikasi.
Sebelum melakukan kerja sama, akan lebih baik diadakan Focus Group Discussion (FGD) terlebih dahulu guna memaksimalkan peningkatan standar kompetensi dalam bidang pelaksanaan terkait pengembangan standar kompetensi pelatihan yang akan disosialisasikan melalui workshop, untuk meningkatkan kompetensi dalam mengoptimalkan standar materi/modul di bidang konstruksi dengan substansi dari PPPPTK/VEDC yang sebelumnya pernah mengeluarkan modul/materi pelatihan bersama Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.
“Jika menyiapkan modul pelatihan dari awal sangat sulit untuk dilakukan dan akan memakan waktu yang cukup lama, untuk mengatasi hal tersbut dapat mengadopsi modul yang sudah ada dengan melakukan kajian/revisi yang sesuai keperluan” Kata Masrianto
Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yang diwakili oleh Prayitno Kepala Bagian Umum, PPPPTK/VEDC Malang menyambut baik kedatangan sekaligus niat yang diutarakan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi yang diwakili Direktorat Kerjasama dan Pemberdayaan dan Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi.
“Dengan jumlah tenaga asesor dan fasilitas yang ada di PPPPTK, dirasa dapat membantu melatih dan menghasilkan tenaga instruktur/asesor bidang konstruksi demi menghasilkan lebih banyak tenaga kerja konstruksi yang berkompeten, kualitas, dan bersertifikat.” Ungkap Prayitno