Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang teknik sipil khususnya di Indonesia masih memerlukan upaya yang serius. Untuk itulah Pemerintah melalui Ditjen Bina Konstruksi saat ini terus melakukan berbagai terobosan kebijakan mulai dengan memberikan pengetahuan sedini mungkin kepada mahasiswa teknik sipil mengenai seluk beluk dunia kontruksi.
Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang teknik sipil khususnya di Indonesia masih memerlukan upaya yang serius. Untuk itulah Pemerintah melalui Ditjen Bina Konstruksi saat ini terus melakukan berbagai terobosan kebijakan mulai dengan memberikan pengetahuan sedini mungkin kepada mahasiswa teknik sipil mengenai seluk beluk dunia kontruksi.
Direktur Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Kementerian PUPR, Masrianto, mewakili Direktur Jenderal Bina Konstruksi, menyampaikan bahwa upaya peningkatan kualitas pendidikan selalu berdampak pada meningkatnya tingkat kesejahteraan suatu bangsa.“Kebutuhan tenaga kerja konstruksi nasional pada saat ini masih tinggi, sedangkan jumlahnya belum memenuhi. Saya optimis dengan kesungguhan mahasiswa bidang teknik, target pencapaian kebutuhan tenaga kerja konstruksi Indonesia akan tercapai” ungkap Masrianto pada Kuliah Umum dengan tema Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Era Masyarakat Modern, di kampus Universitas Mercu Buana, Rabu (12/4).
Sebenarnya, di Negara-negara maju, hampir bisa dipastikan jumlah tenaga ahli konstruksinya mampu mempenuhi kebutuhan Pembangunan Infrastrukturnya maupun keseluruhan pekerjaan di sektor konstruksi. Hal inilah yang harus bersama dicapai oleh dunia pendidikan dengan Pemerintah yang membidangi pembinaan konstruksi.
Menanggapi hal tersebut Sekretaris Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana Ika Sari Damayanti, menyampaikan sinergi dalam bentuk pembinaan industri jasa konstruksi terhadap mahasiswa bidang teknik sipil akan terus dijalin antara pemerintah dengan perguruan tinggi.
“Pembekalan ilmu melalui kuliah umum langsung dari pelaku maupun dengan Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Konstruksi, diharapkan akan mencetak banyak sarjana teknik yang kompetitif untuk menghadapi persaingan global saat ini” tambah Damayanti.
Sementara itu, Dosen Bidang Teknik Univesitas Mercubuana, Ridwan Malawi memberikan pandangannya bahwa semua proyek pembangunan Infrastruktur yang ada harus bisa menerapkan konsep pembangunan ramah lingkungan, karena hal ini menyelaraskan dengan nilai pertumbuhan infrastruktur yang baik. “Pembangunan infrastruktur yang memperhatikan aspek lingkungan akan mencegah terjadinya bencana alam yang tentunya berdampak pada kerugian ekonomi infrastruktur di Indonesia” tambah Ridwan.
Dipenutup kuliah umum, Sekretaris Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mercubuana berharap peranan penting Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR dalam melakukan pembinaan konstruksi dapat bermanfat khususnya bagi mahasiswa, untuk menghasilkan insinyur yang berkualitas, sekaligus penyiapan SDM untuk mendukung pembangunan Indsutri jasa konstruksi nasional. (har/tw)