PENINGKATAN KOMPETENSI HADAPI PERSAINGAN GLOBAL

DJBK–Jakarta. Dalam menghadapi persaingan global di bidang konstruksi, pekerja konstruksi memerlukan kompetensi yang tinggi agar tidak kalah dengan pekerja asing pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Berbagai upaya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat salah satunya dengan mengadakan Lomba dan Sarasehan Pekerja Konstruksi pada hari Senin (2/11).

 

DJBK–Jakarta. Dalam menghadapi persaingan global di bidang konstruksi, pekerja konstruksi memerlukan kompetensi yang tinggi agar tidak kalah dengan pekerja asing pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Berbagai upaya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat salah satunya dengan mengadakan Lomba dan Sarasehan Pekerja Konstruksi pada hari Senin (2/11).

Berbagai pekerja konstruksi dari seluruh Indonesia berkumpul untuk menunjukkan� kemampuannya dalam bekerja. Beberapa bidang seperti Juru Gambar, Scaffolding, Juru Ukur, Pembesian, Operator Excavator dan lima lomba lainnya menjadi ajang yang dilombakan. Acara yang digelar di Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan Kementerian PUPR ini dibuka oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan dihadiri oleh para pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Permintaan percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia membuat negara ini menjadi pasar konstruksi yang sangat menarik bagi pihak asing. Dengan alasan tersebut lah ia mendorong indonesia untuk dapat unggul dari aspek tenaga kerjanya. Acara ini bukan hanya diadakan untuk menyiapkan bertujuan untuk menajamkan kemampuan para pekerja konstruksi untuk dapat unggul di ranah internasional.
��� ��� ��� `���
Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN dimana akan ada keterbukaan kesempatan bagi warga negara asing untuk bekerja secara bebas di Indonesia. Demi kesiapan masyarakat jasa konstruksi menghadapi hal ini, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi juga sudah bekerja sama dengan instansi pendidikan dengan menyesuaikan kurikulum dengan praktik konstruksi yang sesuai dengan keadaan di lapangan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi yang menjadi salah satu pembicara di Sarasehan Pekerja Konstruksi.

“Kami juga memiliki program ke D3, S1, untuk menyesuaikan dunia konstruksi dengan dunia pendidikan.”, kata Yusid Toyib, Direktur Jenderal Bina Konstruksi.

Jika pekerja konstruksi yang memiliki kompetensi tinggi, hal ini dianggap dapat mengurangi angka kecelakaan kerja dan kegagalan konstruksi. Kesehatan dan keselamatan kerja pada para pekerja dan juga lingkungan sekitar merupakan tolak ukur dari suksesnya pembinaan konstruksi. Menurut Basuki, keduanya merupakan hal yang saling bersinggungan, karena produktivitas para pekerja juga dipengaruhi dengan keberadaan safe and healthy environment.

“Intinya, K3 harus diterapkan dengan baik untuk bisa ikut meningkatkan produktivitas para penyedia jasa konstruksi. Tanpa itu kita tidak akan bisa bersaing.”, kata Basuki Hadimuljono.

Dalam acara tersebut, para pembicara tidak hanya menekankan kepada unsur keterampilan, namun juga prinsip kerja profesional yang harus dimiliki oleh para pekerja. Pentingnya memupuk profesionalisme pekerja juga menjadi salah satu hal yang menjadi faktor penting dalam meningkatkan kompetensi pekerja konstruksi. Anggota Komisi V DPR RI, Sukur Nababan, menekankan pentingnya menerapkan prinsip value added dalam menjalankan pekerjaan. Dengan keterampilan dan kompetensi yang tinggi, tidak diragukan Indonesia dapat bersaing dengan negara lain. Lomba dan Sarasehan Pekerja Konstruksi ini merupakan rangkaian acara Konstruksi Indonesia yang akan diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 3 sampai 6 November 2015.

SEBARKAN ARTIKEL INI!