PEMERINTAH SINERGIKAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI

Terkait maraknya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi akhir-akhir ini, berbagai usaha untuk meningkatkan keselamatan konstruksi, termasuk bersinergi antar Kementerian dilakukan oleh Pemerintah. Oleh karenanya, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin menjadi narasumber dalam kegiatan Pembinaan Keselamatan Kontraktor dan Konsultan Bidang Perkeretaapian, Jakarta, Kamis (22/2)

Terkait maraknya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi akhir-akhir ini, berbagai usaha untuk meningkatkan keselamatan konstruksi, termasuk bersinergi antar Kementerian dilakukan oleh Pemerintah. Oleh karenanya, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin menjadi narasumber dalam kegiatan Pembinaan Keselamatan Kontraktor dan Konsultan Bidang Perkeretaapian, Jakarta, Kamis (22/2)                                                                         

Perlu ditingkatkan peran pengawasan dalam pembangunan proyek infrastruktur.  Syarif mengimbau para pengawas untuk meningkatkan kompetensin dan keahliannya.

“Mengawasi sesuatu itu kita harus tahu  betul apa yang diawasi.” Tegas Syarif.

Dalam kesempatan tersebut, Syarif juga menyatakan bahwa konsultan perlu untuk melakukan pengecekan kembali terhadap proyek-proyek dengan risiko tinggi. Selain SMK3nya, ada hal-hal yang perlu diperiksa yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerjanya siap untuk bekerja, karena SDM memegang peran paling penting dalam sebuah proyek.

Tenaga kerja perlu memiliki kompetensi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat. Dalam hal ini Syarif menyebutkan bahwa Direktorat Jenderal Bina Konstruksi telah memberikan uji sertifikasi on site kepada tenaga kerja konstruksi.

Kemudian, peralatan juga harus dipastikan laik guna. Selanjutnya material juga harus sesuai dengan standar yang ada. Dari sisi teknologi, dibutuhkan pemahaman dan kemampuan tenaga kerja terhadap teknologi terbaru. Teknologi memiliki peranan penting untuk dengan percepatan pembangunan infrastruktur yang ada saat ini tanpa mengurangi kualitas.

Selain itu juga perlu dilakukan peningkatan teknologi dan peningkatan pemahaman tenaga kerjanya. Teknologi juga perlu dievaluasi, mengingat beberapa kecelakaan konstruksi bukan pekerjaan yang baru melainkan sudah sering dilakukan.

Hal yang perlu digarisbawahi juga merupakan bagaimana upaya meningkatkan safety factor. Sehingga harapannya kedepan risiko kecelakaan dapat diminimalisir. (cha/tw)

SEBARKAN ARTIKEL INI!