Dengan penerapan CPM (Construction Project Management) keahlian konsultan nasional dapat ditingkatkan dari waktu kewaktu dengan adanya kesempatan pembangunan infrastruktur yang sangat masif. Kompetensi dan pengalaman konsultan nasional selama 40 tahun terakhir dapat dijadikan modal berupa riset dan kajian dari segala permasalahan teknik yang terjadi dan dapat di analisa serta di evaluasi secara teknik sehingga dapat dibuat kajian untuk menghasilkan pekerjaan konstruksi yang berkualitas, ungkap Dirjen Bina Konstruksi saat mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam membuka sekaligus memberikan sambutan pada acara Seminar CPM (Construction Project Management) di Gedung Auditorium Kemenerian PUPR Jakarta (16/12).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kasus kecelakaan, kegagalan konstruksi maupun kegagalan bangunan yang terjadi selama ini kurang dalam pendokumentasian maupun dilaporkan secara terbuka sehingga dapat menjadi sarana kasus pembelajaran bagi generasi berikutnya. Sehingga relatif kecelakaan dan kegagalan konstruksi terjadi secara berulang dengan sebab dan akibat yang hampir sama, yaitu kurang teliti, kurang disiplin, kurang pengawasan, kecerobohan, terjadi kealpaan dalam prosedur dan komunikasi yang tidak lancar antar pemangku kepentingan.
“Untuk itulah, dilakukan penyerapan ilmu dan prosedur yang telah ada di negara lain, salah satunya Korea. Secara historis memang diakui secara internasional bahwa 30 tahun terakhir industri konstruksi Korea berkembang pesat dan dapat memenangkan persaingan, termasuk dalam bidang Manajemen Proyek Konstruksi”, lanjut Dirjen Bina Konstruksi.
Upaya peningkatan kualitas tenaga ahli konstruksi ini sejalan dengan arahan Presiden RI, dimana fokus pembangunan periode 2019-2024 adalah Pembangunan SDM. Diharapkan pada masanya kontraktor maupun konsultan Korea dapat memanfaatkan tenaga ahli konstruksi dari Indonesia yang relatip sudah mempunyai sistem dan prosedur baku yang sama dibidang CPM (Construction Project Management). Kerjasama ini masih dapat dilanjutkan dengan melakukan riset berikutnya dengan menangani proyek konstruksi secara bersama dengan melibatkan tenaga ahli Korea dan diukur tingkat keberhasilan dari sisi mutu, biaya dan waktu.
Acara ini dimaksudkan karena terbitnya dokumen standard operasi dan prosedur manajemen proyek konstruksi (Construction Project Management/CPM) dari Construction Management Association of Korea (CMAK) yang bekerjasama dengan Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI). IAMPI dengan CMAK telah bekerja sama menyusun standar operasi dan prosedur manajemen proyek konstruksi untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan tenaga ahli manajemen proyek konstruksi di Indonesia.
Peserta pada acara ini merupakan penyedia jasa di Indonesia serta perwakilan dari unor di lingkungan Kementerian PUPR.
Hadir pada acara ini Pejabat Eselon 1 di lingkungan Kementerian PUPR serta Pejabat Eselon 2 di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi serta perwakilan dari Kedutaan Korea untuk Indonesia, Asosiasi CMAK perwakilan Korea, IAMPI, HAMKI, IKOMPROKSI dan INKINDO.