Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan sebagai sesama anggota ASEAN Indonesia dan Brunei memiliki banyak kesamaan dan kedekatan baik itu secara geografis, maupun kesamaan bahasa, budaya dan agama. Juga menghadapi tantangan dan pekerjaan rumah yang sama, yaitu untuk pembangunan infrastuktur dan peningkatan daya saing, khususnya sumber daya manusia, untuk menciptakan daya saing bersama dalam menghadapai negara-negara non-ASEAN dalam era globalisasi yang lebih luas. Saat menyambut delegasi dari Brunei Darussalam di Gedung Auditorium, Kementerian PUPR (20/10), kemarin.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan sebagai sesama anggota ASEAN Indonesia dan Brunei memiliki banyak kesamaan dan kedekatan baik itu secara geografis, maupun kesamaan bahasa, budaya dan agama. Juga menghadapi tantangan dan pekerjaan rumah yang sama, yaitu untuk pembangunan infrastuktur dan peningkatan daya saing, khususnya sumber daya manusia, untuk menciptakan daya saing bersama dalam menghadapai negara-negara non-ASEAN dalam era globalisasi yang lebih luas. Saat menyambut delegasi dari Brunei Darussalam di Gedung Auditorium, Kementerian PUPR (20/10), kemarin.
Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia mengenai gagasan Program Nawa Cita 2014 – 2019 untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Berbagai macam Infrastuktur akan dibangun di Indonesia sebagai perwujudan program tersebut.
Indonesia saat ini telah memiliki banyak ahli dalam bidang jasa konstruksi. Jenis keahlian tersebut antara lain : ahli jalan dan jembatan bentang panjang, ahli bendungan besar (Large Dam), ahli bangunan tinggi, ahli bangunan tahan gempa, dan berbagai macam keahlian lainnya termasuk ahli beton precast. Beberapa Badan Usaha Konstruksi Indonesia telah memiliki pabrik beton precast, bahkan PT. Wijaya Karya bekerjasama dengan Jepang (COJAAL) telah membangun pabrik beton di Aljazair untuk melayani kebutuhan pasar beton Afrika Utara dan timur Tengah.
“Memiliki pekerjaan rumah yang sama yakni pembangunan infrastuktur, dengan tenaga ahli dan terampil yang berkompeten tidak ada salahnya, agar pelaku usaha dapat menjadikan Brunei sebagai negara tujuan ekspor konstruksi”, ungkap Basuki Hadimuljono.
Beliau juga menambahkan, “Tidak hanya saling bekerja sama antar pekerja konstruksi Indonesia dan Brunei Darussalam, kami berusaha memfasilitasi para pengusaha konstruksi di Brunei untuk mencari mitra, agar berjodoh dengan para pelaku usaha konstruksi Indonesia sehingga dapat saling melengkapi dan memberikan keuntungan satu sama lain juga dapat berpartisipasi dalam pembangunan proyek-proyek infrastuktur di Brunei”.
Acara ini juga dihadiri oleh para Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Pekejaan Umum dan Perumahaan Rakyat, Wakil Dubes Brunei Darussalam untuk Indonesia, Ketua KADIN, perwakilan Kementerian Luar Negeri dan para pelaku usaha jasa konstruksi di Indonesia.(Dri/hrd)