Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi Kementerian PUPR Bastian Sihombing membuka kegiatan Workshop Finalisasi Struktur Organisasi Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia (Indonesian Society of Steel Construction atau ISSC) di Jakarta, Rabu (12/9).
Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi Kementerian PUPR Bastian Sihombing membuka kegiatan Workshop Finalisasi Struktur Organisasi Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia (Indonesian Society of Steel Construction atau ISSC) di Jakarta, Rabu (12/9).
Bastian menyampaikan bahwa sebagian besar berbagai negara sudah memiliki organisasi masyarakat baja. Sedangkan saat ini Indonesia masih dalam proses pembentukan.
“Indonesia membutuhkan satu forum yang mewadahi sektor baja, sebagai mitra pemerintah dalam mengembangkan rantai pasok ini.” ujar Bastian.
Tujuan dari dibentuknya Indonesian Society of Steel Construction atau ISSC yaitu Forum diharapkan dapat membuat Standarisasi dan Sertifikasi, serta rekomendasi untuk panduan teknis dalam konstruksi baja.
Selain itu juga diharapkan dapat melakukan penelitian dan pengembangan baik desain maupun produk baja, menyusun sistem kualifkasi untuk tenaga ahli dan terampil, serta melaksanakan pelatihan dan sosialisasi (seminar, training, simposium, dan forum).
Forum ini juga dapat menjadi pemersatu Asosiasi yang terdiri dari produsen, fabrikator, kontraktor, dan konsultan terkait dengan Baja Konstruksi, sehingga proyek-proyek dalam negeri baik milik Pemerintah dan Swasta dapat dikerjakan oleh seluruh anggota Asosiasi (Rantai Pasok).
Bastian juga menyampaikan, bahwa nantinya stakeholder yang terlibat pada organisasi ini adalah pemerintah, akademisi, industri, serta asosiasi. Sedangkan untuk pemerintah sendiri terdiri dari empat Kementerian dan Lembaga terkait, yaitu : Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ristekdikti, dan Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Selain itu, kerja sama teknis dengan Negara-negara yang telah maju dalam penggunaan konstruksi baja, salah satunya adalah Jepang, perlu dilakukan. Hal ini untuk segera mendorong pengembangan kualitas konstruksi baja Indonesia dalam rangka mendukung terciptanya industri konstruksi Indonesia yang handal dan berdaya saing.(cha/tw)