Direktur Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Masrianto berbicara sebagai guest speaker dalam kegiatan Multiversity Seminar Asia Profesional Education Network (APEN) bersama ITB di Bandung, Selasa (7/3). Dalam kesempatan tersebut, Masrianto yang mewakili Direktur Jenderal Bina Konstruksi membahas mengenai hubungan antara pendidikan vokasional dengan pengembangan kompetensi.
Direktur Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Masrianto berbicara sebagai guest speaker dalam kegiatan Multiversity Seminar Asia Profesional Education Network (APEN) bersama ITB di Bandung, Selasa (7/3). Dalam kesempatan tersebut, Masrianto yang mewakili Direktur Jenderal Bina Konstruksi membahas mengenai hubungan antara pendidikan vokasional dengan pengembangan kompetensi.
Menjawab kebutuhan sektor konstruksi di Indonesia, Masrianto menekankan link and match dunia pendidikan dengan pengembangan kompetensi sebagai kunci utama pengembangan sumber daya manusia bidang konstruksi di Indonesia. Lebih jauh lagi, hal tersebut bertujuan untuk membina nilai strategis dari proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan.
“Terdapat kebutuhan untuk membuat sebuah kerangka kebijakan untuk meningkatkan kapasitas institusi untuk mempercepat dan memperluas pendidikan dan platform pelatihan, serta prosedur sertifikasi.”, ujar Masrianto.
Untuk itu diperlukan peningkatan kerangka acuan untuk mencocokkan kebutuhan institusi dan industri untuk menangani permintaan dan pasokan sumber daya manusia. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi memperluas dan meningkatkan jaringan kolaboratif, kerjasama intensif dan pemberdayaan proaktif antara mereka serta pelatihan dan sertifikasi. Dan salah satu kurikulum unggulan adalah penempatan magang pada industri konstruksi, yang akan menjadi tempat pelatihan dan sertifikasi para siswa vokasional. Sehingga diharapkan, ilmu yang diperoleh siswa dapat diterapkan pada dunia kerja.
Masrianto menambahkan, kebijakan tersebut juga ditujukan untuk pembangunan kapasitas di lembaga-lembaga yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia dalam industri konstruksi. Ia juga menegaskan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk konsolidasi antar lembaga. Sebuah kebijakan diperlukan untuk mengatasi hubungan antara pendidikan kejuruan dan kompetensi profesional untuk industri.(cha/tw)