DJBK-PALU. Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR bersama Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR melaksanakan Uji Sertifikasi tenaga kerja konstruksi pada Senin (12/03) di Palu Sulawesi Tengah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan serta menyiapkan tenaga kerja yang bersertifikat, sebagaimana amanah Undang-undang Jasa Konstruksi no. 2 tahun 2017.
DJBK-PALU. Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR bersama Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR melaksanakan Uji Sertifikasi tenaga kerja konstruksi pada Senin (12/03) di Palu Sulawesi Tengah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan serta menyiapkan tenaga kerja yang bersertifikat, sebagaimana amanah Undang-undang Jasa Konstruksi no. 2 tahun 2017.
Kepala Balai Jasa Konstruksi wilayah VI Makassar Faizal Lukman dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Ditjen SDA yang sudah turut berpartisipasi dalam meningkatkan program sertifikasi tenaga kerja konstruksi.
Faizal menambahkan Kementerian PUPR menyadari pentingnya menjaga mutu konstruksi, serta sesuai Undang-Undang No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang mewajibkan seluruh pekerjaan konstruksi dilakukan oleh tenaga kerja konstruksi bersertifikat. Hal ini ditegaskan melalui surat Direktur Jenderal setiap unit organisasi di Kementerian PUPR untuk melakukan uji sertifikasi pekerjaan konstruksi.
“Artinya dengan adanya kerjasama yang terjalin antara BWS Sulawesi III Ditjen SDA dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Ditjen Bina Konstruksi ini bukan hanya menjalankan perintah dari pimpinan melainkan komitmen Kementerian PUPR untuk menjaga mutu pekerjaan konstruksi yang dibangun melalui tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat.” Ujar Faizal
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Yusuf M. Tambing mengatakan bahwa hal ini pun menjadi komitmen dalam Pemerintahan Jokowi-JK melalui Nawa Cita cabinet kerja, melalui konektivitas dan meningkatkan produktivitas khususnya dalam bidang konstruksi.
“Dengan memiliki jaminan kompetensi dan kemampuan yang terpercaya, dari tenaga kerja konstruksi bersertifikat diharapkan akan menghasilkan proyek bangunan yang kokoh dan handal. Selain itu para tenaga kerja konstruksi diharapkan untuk terus berinovasi memanfaatkan perkembangan teknologi bidang konstruksi.” Ungkap Yusuf
Para pekerja yang akan di beri pelatihan adalah para pekerja yang bekerja dalam proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Gumbasa Kab. Sigi, Proyek Pengendali Banjir Sungai Palu, Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Sausu Kab. Parigi Moutong, Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Lambunu Kab. Parigi Moutong. Dengan menggunakan metode uji sertifikasi on site, dimana para pekerja konstruksi melakukan uji sertifikasi dan kompetensi langsung di lokasi pekerjaannya.
Selain On site project, Ditjen Bina Konstruksi terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi melalui beberapa metode seperti Mobile Training Unit (MTU) yaitu unit pelatihan keliling yang diharapkan mampu menjangkau tenaga kerja konstruksi yang berada di pelosok-pelosok negeri. MTU dilengkapi dengan alat-alat uji menuji lokai kerja tenaga kerja konstruksi.
Dan terdapat juga jenis pelatihan mandiri yang menggunakan mandor, dimana para mandor yang sudah mendapatkan sertifikat dan memiliki tenaga kerja konstruksi yang berkompeten untuk bisa mendapatkan sertifikasi, sehingga dapat mengajukan diri sebagai peserta pelatihan uji sertifikasi untuk selanjutnya dilakukan uji kompetensi dan mendapatkan sertifikat.
Pada hari yang sama, diadakan juga pelatihan jarak jauh (Distance Learning) bagi tenaga ahli bidang konstruksi. Bertempat di Universitas Tadulako Palu, para mahasiswa fakultas teknis di berikan pelatihan jarak jauh melalui sistem berbasis web. SIBIMA konstruksi pada laman website Ditjen Bina Konstruksi.
Kepala Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Cakra Nagara menjelaskan bahwa perkembangan teknologi yang semakin terbuka harus dimanfaatkan secara positif contohnya dengan program pelatihan jarak jauh (distance learning). Para mahasiswa akhir atau fresh graduate yang bersiap memasuki dunia kerja jasa konstruksi dapat meningkatkan kompetensi dengan melakukan uji sertifikasi melalui Distance Learning.
Pemerintah berupaya mendekatkan para calon engineer, untuk segera masuk ke dalam industri jasa konstruksi. Melalui Sistem Informasi Berbasis Intensif Mandiri Bidang Konstruksi (SIBIMA) ini dapat mempelajari pengetahuan bidang konstruksi sesuai dengan standar kompetensi (SKKNI) yang berlaku, yang meliputi modul ajar, peraturan-peraturan terkait spesifikasi teknis dan pengetahuan lainnya dalam knowledge management bidang konstruksi.
“Apabila dinyatakan lulus ujian akan mendapatkan Sertifikat Pelatihan Jarak Jauh yang diakui oleh LPJKN yang berguna untuk menjadi prasyarat pemenuhan pelatihan minimum 50 JPL bagi yang baru lulus S1 perguruan tinggi (fresh graduate) untuk mengikuti uji kompetensi Ahli Muda tanpa melalui proses magang kerja 1 tahun.
Bahkan beberapa perguruan tinggi telah memanfaatkan Sertifikat Pelatihan Jarak Jauh ini bagi mahasiswanya untuk mengisi SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) sesuai dengan amanah UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi.” Ungkap Cakra
Diharapkan kegiatan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi ini akan diikuti oleh unit-unit organisasi lainnya, sehingga kedepan tenaga ahli dan terampil bidang konstruksi terus bertambah dan pembangunan infrastruktur akan terjamin kualitasnya melalui tenaga kerja konstruksi kompeten dan bersertifikat . (dri/tw)