Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin memberikan materi dengan judul ‘Program Pembangunan Infrastruktur Indonesia 2020 – 2025’ pada acara Seminar Outlook Economy 2020 – Asosiasi Semen Indonesia, Kamis (23/01) di Jakarta. Acara ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Semen Indonesia yang beranggotakan 13 Perusahaan Semen di Indonesia.
“Untuk memenangkan persaingan dengan asing terdapat tiga kunci yaitu : lebih baik, lebih murah dan lebih cepat. Dengan demikian tiga hal tersebut yang harus dapat dilaksanakan oleh pelaku konstruksi Indonesia pada kancah industri konstruksi baik di dalam maupun di luar negeri”, ungkap Direktur Jenderal Bina Konstruksi.
Salah satu faktor pendukung untuk dapat meraih hal-hal tersebut adalah ketersediaan material dan peralatan konstruksi, seperti diantaranya semen. Di Kementerian PUPR sendiri yang diperkirakan paling banyak menggunakan semen adalah untuk pembangunan bendungan, dimana ditargetkan sampai dengan 2024 akan diselesaikan 65 bendungan. Dengan demikian Pemerintah mendorong penyediaan semen untuk mendukung kebutuhan material peralatan terutama pada proyek di Kementerian PUPR.
Acara ini dihadiri oleh : Pakar Ekonomi UGM Sri Adiningsih, Ketua Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I), perwakilan dari Pemerintah, Komisaris dan Direksi dari 13 Perusahaan Semen di Indonesia, serta perwakilan beberapa Kontraktor BUMN dan swasta di Indonesia.*