DJBK – Jakarta. Pekerja konstruksi menjadi ujung tanduk majunya bidang konstruksi Indonesia. Menyadari hal tersebut, Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi DJBK mengadakan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Program Peningkatan Produktivitas Kerja Konstruksi Dan Sinkronisasi Upaya Peningkatan Kesiapan Daya Saing Tenaga Kerja Konstruksi Muda Tingkat Terampil Dalam Menghadapi MEA pada Rabu (13/1).
DJBK – Jakarta. Pekerja konstruksi menjadi ujung tanduk majunya bidang konstruksi Indonesia. Menyadari hal tersebut, Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi DJBK mengadakan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Program Peningkatan Produktivitas Kerja Konstruksi Dan Sinkronisasi Upaya Peningkatan Kesiapan Daya Saing Tenaga Kerja Konstruksi Muda Tingkat Terampil Dalam Menghadapi MEA pada Rabu (13/1).
Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini sudah berlangsung mengharuskan masyarakat konstruksi mengambil tindakan nyata untuk menghadapinya. Ditambah lagi, konsekuensi dari pertumbuhan pembangunan infrastruktur di dunia termasuk di Indonesia saat ini, dimana tidak hanya dari sisi jumlah tenaga kerja konstruksi yang harus dipenuhi tetapi juga sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saing SDM Konstruksi terhadap pasar konstruksi yang semakin meluas.�
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadi masukan rencana program dan kegiatan dalam peningkatan produktivitas kerja konstruksi tahun 2015-2019. Acara ini juga diharapkan dapat menjadi wadah kesepakatan kerja bersama dengan stakeholder dalam rangka pelaksanaan kegiatan terpadu untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja konstruksi muda menghadapi MEA di 2015.
“Strategi dasar peningkatan produktivitas bisa dicapai salah satunya dengan peningkatan kualitas SDM. Maka dari itu peningkatan kualitas SDM ini dapat diwujudkan dengan percepatan fasilitasi sertifikasi kompetensi dan kesiapan tenaga kerja muda menghadapi MEA.”, kata Masrianto.
Untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia konstruksi suatu program pembinaan kompetensi yang terintegrasi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, dan lembaga berkaitan dengan penyesuaian program pembinaan tenaga kerja muda.
Dengan adanya bahan kesepakatan kerja bersama dengan stakeholder diharapkan kebutuhan pembinaan kompetensi dapat terakomodir dan tepat sasaran sehingga tenaga terampil benar-benar siap dalam menghadapi MEA yang sudah berjalan saat ini.