DJBK PERSIAPKAN NARASUMBER SMM DAN SMK3

DJBK – Manado. Upaya untuk menerapkan SMM dan SMK3 dilakukan DJBK dengan persiapan narasumber. Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib, resmi membuka kegiatan Konsolidasi dan Refreshment Narasumber Bidang SMM dan SMK3 di Manado, Senin (28/3).?

DJBK – Manado. Upaya untuk menerapkan SMM dan SMK3 dilakukan DJBK dengan persiapan narasumber. Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib, resmi membuka kegiatan Konsolidasi dan Refreshment Narasumber Bidang SMM dan SMK3 di Manado, Senin (28/3).?

DJBK memainkan peran penting untuk melakukan bimbingan teknis bidang jasa konstruksi. Bimtek dilakukan untuk menerangkan mengenai peraturan yang ada. Setelah dilakukan bimbingan teknis, merupakan tanggung jawab masing-masing balai untuk menjalankan peraturan.?

Pada tahun 2016, bimbingan teknis SMM dan SMK3 akan dilakukan oleh balai-balai di daerah. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi ketersediaan narasumber di masing-masing daerah. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan akan lebih murah.?

“Nantinya tugas balai-balai tersebut tidak hanya melatih namun juga mengawasi bagaimana SMM dan SMK3 tersebut dijalankan”, kata Yusid Toyib.?

Kegiatan serupa pernah diadakan sebelumnya pada tahun 2010 dan 2014. Oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan karena adanya aturan-aturan yang telah berubah. Persiapan narasumber dilakukan untuk menyamakan persepsi mengenai SMM dan SMK3 kepada para calon narasumber. Materi yang diberikan kepada narasumber sudah dipersiapkan dengan matang sehingga memiliki standar yang sama.?

K3 Konstruksi merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dengan pencegahan kecelakaan kerja pada pekerjaan konstruksi. Sistem Manajemen K3 (SMK3)?pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap proyek.?

Selain K3, faktor yang tak kalah penting bagi konstruksi adalah mutu atau kualitas.?Sistem Manajemen Mutu (SMM) dapat dilihat sebagai sistem manajemen organisasi untuk mengerahkan proyek konstruksi maupun non konstruksi dalam pencapaian mutu.?Dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu di suatu organisasi yang ditandai dengan adanya prosedur-prosedur kerja, petunjuk-petunjuk kerja, instruksi kerja dan mekanisme kerja yang jelas serta tertib administrasi dalam pengarsipan, diyakini dapat menjamin dalam pencapaian produk konstruksi yang bermutu, siapapun pelakunya.

Harapannya, setelah dilakukan acara ini bimbingan teknis SMM dan SMK3 dapat segera dilakukan dan menekan risiko kecelakaan kerja yang ada di Indonesia serta meningkatkan daya saing konstruksi. (cha)

SEBARKAN ARTIKEL INI!