Kementerian PUPR melalui Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar Direktorat Jenderal Bina Konstruksi melakukan Pembekalan Teknis dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Onsite Di Proyek Rumah Susun Stain Kendari, pada Jumat (11/08) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi selaku Pembina jasa kontruksi fokus pembinaan konstruksi kedepan antara lain meningkatkan kualitas SDM konstruksi yang kompeten dan bersertifikat dengan Pelatihan & Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi, salah satunya melalui optimalisasi kolaborasi antara BJKW dan Unit Organisasi Teknis di lingkungan Kementerian PUPR dalam melakukan pembinaan dan sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja pada proyek konstruksi yang sedang berjalan sehingga meningkatkan mutu dan kualitas pekerjaan konstruksi.
“Tuntutan terhadap jumlah tenaga kerja berkompeten sangat tinggi. Sementara, jumlah yang ada saat ini masih jauh dari yang ditargetkan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa saat ini terdapat 8.481.349 orang Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) dimana hanya 30,85% orang TKK yang memiliki latar belakang Pendidikan SMA/SMK ke atas dan terdapat 69,15% orang TKK yang menjadi mayoritas memiliki latar belakang pendidikan SMP kebawah.” Ungkap Direktur Jenderal Bina Konstruksi Rachman Arief Dienaputra
Lebih lanjut Dirjen Bina Konstruksi Rachman Arief Dienaputra menjelaskan secara nasional saat ini terdapat 401.264 jumlah Sertifikat (SKA/SKT/SKK) yang dimiliki oleh 362.402 Tenaga Kerja Konstruksi Ahli/Terampil atau baru sebanyak 4,27% orang TKK yang bersertifikat. (Data LPJK); Adapun jumlah TKK bersertifikat di Wilayah Sulawesi sebanyak 31.550 (SKK/SKT/SKK) jumlah sertifikat yang diterbitkan dengan jumlah pemilik sertifikat sebanyak 26.026 orang dari total 599.835 orang TKK yang tercatat di BPS atau hanya 4,34 % TKK saja yang bersertifikat sehingga masih terjadi kesenjangan yang cukup besar yaitu 95,66 % TKK belum bersertifikat di wilayah Sulawesi.
Kebutuhan tenaga kerja konstruksi sejalan prioritas pembangunan infrastruktur sangatlah tinggi, dalam sebuah kajian menyatakan bahwa setiap 1 (satu) trilyun pekerjaan konstruksi akan menyerap sejumlah 14 ribu tenaga kerja konstruksi. Untuk itu pemenuhan rantai pasok tenaga kerja konstruksi harus dapat dipenuhi untuk menunjang kebutuhan di lapangan.
“Terdapat 44 peserta yang mengikuti Pembekalan Teknis dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Onsite Di Proyek Rumah Susun dengan klasifikasi 17 orang pasang batu, 6 orang baja ringan, 1 orang cat bangunan gedung, 7 orang kayu, 5 orang plester, dan 7 orang besi beton.” Jelas Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar Siti Nurrusiah
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi tidak bisa berjalan sendirian, perlu peran aktif dan partisipasi dari seluruh Unit Organisasi Kementerian PUPR untuk dapat membantu memenuhi target sertifikasi tenaga kerja konstruksi bersertifikat terutama pada proyek pekerjaan Kementerian PUPR yang sedang berlangsung. Kedepan diharapkan kegiatan seperti ini dapat berkesinambungan melakukan pembekalan dan uji sertifikasi kepada seluruh tenaga kerja terampil konstruksi di proyek pembangunan infrastruktur. Semangat Membangun Negeri..