DJBK – JAKARTA. Salah satu persoalan yang masih dihadapi dalam proses pelaksanaan konstruksi adalah bagaimana mengelola proyek konstruksi agar bisa efektif efisien, sesuai perencanaan awal. Disinilah perlunya peran seorang ahli manajemen konstruksi. “Tanpa adanya seorang ahli manajemen konstruksi, sebuah proyek bisa menemui kesulitan untuk mencapai target”, ujar Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Dudi Suryo Bintoro, saat membuka Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Ahli Madya Manajemen Konstruksi di Jakarta (14/6).
DJBK – JAKARTA. Salah satu persoalan yang masih dihadapi dalam proses pelaksanaan konstruksi adalah bagaimana mengelola proyek konstruksi agar bisa efektif efisien, sesuai perencanaan awal. Disinilah perlunya peran seorang ahli manajemen konstruksi. “Tanpa adanya seorang ahli manajemen konstruksi, sebuah proyek bisa menemui kesulitan untuk mencapai target”, ujar Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Dudi Suryo Bintoro, saat membuka Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Ahli Madya Manajemen Konstruksi di Jakarta (14/6).
Kegiatan yang diikuti oleh peserta yang berasal dari Asosiasi HAMKI dan GAPENSI serta BUMN Karya ini dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi, serta memenuhi target peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi secara umum.
“Dengan adanya bimbingan teknis ini, diharapkan persoalan pengelolaan proyek konstruksi dapat diminimalisir”, lanjut Dudi. Tak hanya itu, Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan mengharapkan adanya kerja sama yang baik antar antara berbagai pihak untuk mencapai target tenaga kerja konstruksi berkompeten dan tersertifikasi.
“Kita mempunyai target menghasilkan 10.000 orang Tenaga Ahli atau Manajer Proyek Konstruksi terlatih sesuai dengan Renstra DJBK tahun 2015 – 2019. Kerjasama semua pihak sangat dibutuhkan untuk kemajuan sektor konstruksi di Indonesia”, tutup Dudi.