Balikpapan – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) saat ini sedang menjadi fokus perhatian Pemerintah. Untuk mendukung terwujudnya pembangunan IKN tentu membutuhkan rantai pasok konstruksi yang berkualitas, mulai dari pembiayaan, tenaga kerja konstruksi, material dan peralatan, dan teknologi. Dalam hal tenaga kerja konstruksi, yang harus ada adalah yang berkompeten dan teruji dengan dikeluarkannya sertifikat. Demikian disampaikan Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin saat memberikan materi dalam acara Seminar Nasional Hari Bhakti PU ke-74 “Sigap Membangun Negeri untuk Indonesia Maju” dengan tema Peluang Sumber Daya Kalimantan Timur untuk Berkontribusi dalam Pembangunan IKN, Jumat (06/12) di Balikpapan.
“Persiapan IKN yang sudah dimulai sejak 2017 harus dapat diwujudkan, dan tidak ada kata lain untuk mewujudkannya selain tenaga kerja konstruksi berkualitas, termasuk yang menguasai Bulding Information Modelling (BIM), dimana BIM menjadi syarat bagi tenaga kerja terutama tenaga ahli dalam membangun smart city nantinya”, ujar Syarif.
Sekarang ini, BIM sudah mulai diperkenalkan sejak dari kuliah, dan mulai dipergunakan juga oleh tenaga kerja konstruksi khususnya dalam BUMN Karya, sehingga nantinya diharapkan seluruh tenaga kerja konstruksi dapat menguasai BIM. Di masa mendatang harus dicetak tenaga ahli maupun terampil yang masih berstandar nasional harus berubah menjadi standar International.
Dalam hal ketersediaan peralatan maupun material, jika dilihat dari pemetaan yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi untuk peralatan khususnya yang ada di Kalimantan relatif cukup dalam mencukupi kebutuhan pembangunan IKN. Akan tetapi yang masih menjadi permasalahan sekarang ini adalah jumlah alat berat yang teregistrasi baru mencapai 28.000 dengan jumlah alat berat yang ada di Indonesia sekarang ini mencapai 80.000 – 100.000.
Sementara untuk material, khususnya yang tersedia di Kalimantan ternyata menurut data yang ada merupakan daerah yang paling minim terdapat material didalamnya. Sehingga, dibutuhkan material di luar Kalimantan, yang diharapkan nanti mampu disiapkan oleh daerah sekitar Kalimantan. Hal itu tentu akan menjadi lapangan pekerjaan baru bagi pengolah material di Indonesia.
Sedangkan kebutuhan teknologi modern untuk membangun IKN, diharapkan SDM konstruksi dapat mengikuti perkembangan teknologi yang cepat, yang tentunya dapat membantu dalam pekerjaan maupun dapat mengurangi kecelakaan kerja. Dengan masih adanya berbagai masalah tersebut, diharapkan kepada daerah-daerah sekitarnya untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan IKN. Turut hadir pada kesempatan ini : Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor, Ketua LPJKN Ruslan Rivai, Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Moody Sanger, Kepala Balai P2JK Provinsi Kalimantan Timur Loso, beserta dinas terkait di Kalimantan Timur.(cla/tw)