Ditjen Bina Konstruksi lakukan Pemantauan & Evaluasi Proyek Pembangunan Jembatan Batu Rusa Bangka

Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR melakukan Pemantauan dan Evaluasi Proyek Pembangunan Jembatan Batu Bangka, pada Jumat (28/09). Dalam kesempatan ini Tim Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang membahas bersama Odra selaku Kepala Satuan Kerja dan Jawat Selaku Pejabat Pembuat Komitmen dan perwakilan kontraktor dan konsultan tentang progres pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Konstruksi (SMK3) dan pemantauan langsung ke lokasi proyek tersebut.

Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR melakukan Pemantauan dan Evaluasi Proyek Pembangunan Jembatan Batu Bangka, pada Jumat (28/09).  Dalam kesempatan ini Tim Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang membahas bersama Odra selaku Kepala Satuan Kerja  dan Jawat Selaku Pejabat Pembuat Komitmen dan perwakilan kontraktor dan konsultan tentang progres pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Konstruksi (SMK3) dan pemantauan langsung ke lokasi proyek tersebut.

Dari hasil pemantauan dilapangan Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang yang diwakili Kasie Perencanaan dan Informasi Dimas Ricky mengatakan bahwa perlu untuk mengumpulkan kelengkapan perencanaan pembangunan jembatan khususnya as built drawing beserta perubahan-perubahannya.

‘’Pada balok girder biasa dilakukan proses penegangan yang sering disebut dengan stressing. Stressing girder merupakan proses penarikan kabel tendon yang ada didalam girder untuk menjadikan girder sebagai beton prategang,  oleh karenanya kabel tendon menjadi salah satu hal penting untuk dicek kembali.” Ungkap Herry Vaza Anggota Sub komite Keselamatan Konstruksi yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini.

Dalam melakukan stressing tenon harus selalu memperhatikan Balok girder yang sudah menjadi satu kesatuan perlu dilakukan tusuk strand sesuai dengan jumlah strand yang dibutuhkan masing-masing tendon, serta memastikan strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan.  Perhatikan juga pemasangan angker block (pengunci kabel) pada ujung kabel masing-masing tendon yang melakukan stressing.

Untuk meminimalisir kecelakaan konstruksi Herry vaza juga mengingatkan agar semua pekerjaan beton prategang lain khususnya pada tiang pancang, gelagar, dan plat beton untuk lantai jembatan memerlukan bukti pengujiannya, dan perlu mendatangkan ahli beton pada saat pelaksanaan pekerjaan.

“Pemasangan Erection Grider dengan menggunakan sistem Gantry perlu diperhatikan penempatan stock girder dan jalan lounching girder, penempatan kaki portal hoist creane harus rata, padat, dan keras,  sistem pelaksaan lounching harus memenuhi sop K3, perhatikan juga lokasi kerja lounching kemiringannya tidak boleh melebihi 5%, Jarak bentangan (antara aboutment dan pier) sudah sesuai dengan grider yang akan dipasang.” Tutup Herry

Perlu diketahui bersama, tenaga kerja konstruksi dalam proyek ini sebagian sudah melakukan uji sertifikasi, namun hingga saat ini belum menerima sertifikat. Hal ini perlu diperhatikan kembali kedepannya, karena para pekerja konstruksi sudah berhak untuk mendapatkan sertifikat setelah dinyatakan lulus oleh tim Penguji.

SEBARKAN ARTIKEL INI!