Seribu orang mahasiswa se-Malang Raya mengikuti kegiatan Bimbingan Teknik K3 Konstruksi dan Distance Learning Tenaga Ahli Muda K3 konstruksi Kerjasama antara Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dengan beberapa stakeholder seperti : PT. Brantas Abipraya, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Jawa Timur dan Politeknik Negeri Malang , Selasa (15/05) di Malang.
Seribu orang mahasiswa se-Malang Raya mengikuti kegiatan Bimbingan Teknik K3 Konstruksi dan Distance Learning Tenaga Ahli Muda K3 konstruksi Kerjasama antara Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dengan beberapa stakeholder seperti : PT. Brantas Abipraya, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Jawa Timur dan Politeknik Negeri Malang , Selasa (15/05) di Malang.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin yang membuka kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi terhadap terselenggaranya kegiatan ini. Dimana kegiatan ini merupakan pertama kalinya seribu orang calon tenaga ahli muda konstruksi, dalam dua hari kedepan, akan mendapatkan informasi tentang sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara serentak.
“Selama ini banyak tulisan safety first, zero accident, atau utamakan keselamatan di setiap proyek konstruksi, hari ini diharapkan maksud dari tulisan-tulisan tersebut dapat diterapkan tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain atau dalam tim di proyek”, ujar Syarif.
Syarif juga menambahkan umumnya para mahasiswa jurusan teknik lulus dengan keahlian umum bidang teknik atau dengan kata lain tidak memiliki keahlian khusus. Melalui kegiatan ini diharapkan akan dilahirkan sarjana teknik yang memiliki keahlian terutama dalam bidang K3. Tidak hanya dalam bidang K3, pembekalan juga diberikan terkait Pelatihan Jarak Jauh (Distance Learning) atau program SiBima Konstruksi, yang mampu memberikan gambaran tentang minat dan menunjukan keahlian mereka di bidang konstruksi.
Sejauh ini dari 7 juta tenaga kerja konstruksi yang ada di Indonesia, baru sekitar 700.000 orang yang memiliki sertifikat. Apabila hanya mengandalkan APBD/N target memiliki 7 juta orang tenaga kerja konstruksi bersertifikat akan semakin lama dan jauh dari yang diinginkan.
“Tahun ini kami mengharapkan naik hingga 800.000 orang bersertifikat, dan di akhir 2019 diharapkan mampu mencetak 3,5 juta tenaga kerja konstruksi bersertifikat.” ungkap Syarif.
Tenaga ahli konstruksi K3 memiliki peran yang sangat penting dalam setiap proyek sehingga sosoknya tidak bisa tidak ada di lokasi proyek. Kecelakaan-kecelakaan konstruksi yang belakangan terjadi sebagian besar terjadi akibat kelalaian sumber daya manusia yang lalai dalam mematuhi standar operasional prosedur (SOP) dan melupakan sistem K3.
Untuk itu, diperlukan kerjasama baik dari pemerintah dengan badan usaha atau swasta untuk bisa mewujudkan hal tersebut. Hari ini, PT. Brantas Abipraya menunjukkan komitmennya dalam membantu pemerintah khususnya Kementerian PUPR dalam hal ini Ditjen Bina Konstruksi dalam memberikan edukasi dan pengetahuan serta memberikan fasilitas Ditjen Bina Konstruksi untuk bisa mencetak tenaga kerja konstruksi bersertifikat.
“Hal ini merupakan pionir untuk memberikan edukasi dan informasi khususnya bidang konstruksi kepada mahasiswa-mahasiswa teknik calon-calon tenaga kerja ahli bidang konstruksi di Indonesia. Semoga kedepan badan usaha, politeknik/universitas lainnya turut serta mengadakan hal serupa.” harap Syarif.
Setelah mengikuti program SiBima seluruh informasi bidang konstruksi selama 50 jam, selanjutnya mahasiswa akan diberikan ujian/test, dan apabila dinyatakan lulus, mahasiswa tersebut bisa langsung mendapatkan sertifikat. Sertifikat tersebut juga dapat
menjadi salah satu syarat kelulusan dan bekal untuk masuk kedunia kerja konstruksi.
Sementara, tenaga kerja terampil konstruksi bisa menggunakan program Mobile Training Unit (MTU) yaitu unit pelatihan keliling yang diharapkan mampu menjangkau tenaga kerja terampil diberbagai pelosok daerah di Indonesia. Ditjen Bina Konstruksi juga telah menyerahterima pinjam pakai kepada Pemerintah Provinsi/Daerah untuk bisa digunakan demi meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi II PT Brantas Abipraya (Persero), Widyo Praseno mengatakan kegiatan ini merupakan inisiasi dalam mensupport program pemerintah sesuai amanah Undang-Undang No 2 Tahun 2017 untuk mempekerjakan SDM konstruksi bersertifikat.
“Bidang K3 merupakan bidang yang sangat krusial dalam dunia konstruksi,sementara tenaga ahli bidang K3 sangat sedikit.” Ungkap Widyo
Sebagai penerus atau calon-calon tenaga kerja konstruksi Indonesia, para mahasiswa ini dapat menyerap informasi dan ilmu yang didapatkan untuk bisa siap bekerja di sektor konstruksi. Karena saat ini pembangunan Indonesia masih terus akan dilakukan, sehingga tenaga kerja konstruksi baik ahli/terampil bersertifikat Indonesia bisa berjaya di negeri sendiri. (dri/tw)