INOVASI DAN DAYA SAING, KUNCI SUKSESNYA SEKTOR KONSTRUKSI

“Kita telah banyak memiliki pengalaman di lapangan, maka seharusnya hal ini akan memicu inovasi baru untuk penyelenggaraan konstruksi yang lebih efektif dan efisien” demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanudin sebagai narasumber dalam acara talk show dan seminar nasional konstruksi indonesia, di Jakarta Senin (14/5).

“Kita telah banyak memiliki pengalaman di lapangan, maka seharusnya hal ini akan memicu inovasi baru untuk penyelenggaraan konstruksi yang lebih efektif dan efisien” demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanudin sebagai narasumber dalam acara talk show dan seminar nasional konstruksi indonesia, di Jakarta Senin (14/5).

Indeks daya saing global indonesia menurut Global competitiveness index meningkat dari tahun sebelumnya menjadi peringkat 36, meskipun di asia tenggara masih di peringkat 4, di bawah thailand. Hal ini membuktikan pembinaan di sektor konstruksi memberikan nilai yang positif terhadap daya saing global indonesia.

Tentu saja masih banyak yang perlu ditingkatkan antara lain: peningkatan sumber daya manusia yang kompeten, metodologi pekerjaan yang efektif, peralatan dengan teknologi yang terbaru, penelitian, dan pengembangan perlu dimaksimalkan dan tentunya pendanaan yang lebih inovatif. Lima hal ini yang terus menjadi fokus Kementerian PUPR untuk meningkatkan daya saing infrastruktur indonesia.

Salah satu gebrakan yang dilakukan Pemerintah sebagai regulator untuk mendukung peningkatan daya saing yaitu dengan telah mengeluarkan aturan yang mempermudah dalam mengelola aset negara terutama untuk pengadaan lahan yang tertuang dalam UU No.2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Selain itu dibentuk juga Lembaga manajemen aset negara dalam mendukung proyek strategis nasional.

Syarif mengingatkan dalam penyelenggaraan konstruksi harus memperhatikan safety factor (APD, umur alat, metodologi kerja dll), sekecil apapun peran faktor keamanan itu jangan sampai dikurangi, karena bisa berakibat fatal. “Mari kita bersama saling mengingatkan dari level direksi sampai pelaksana lapangan akan pentingnya budaya K3”, tutup Dirjen Bina Konstruksi. (bil/tw)

SEBARKAN ARTIKEL INI!