UKK SEBAGAI LANGKAH AWAL LAHIRKAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI YANG BERKOMPETEN

Pada Kesempatan yang sama Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin menghadiri untuk membuka secara resmi kegiatan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) dan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK di 13 SMK Uji Coba Pelaksanaan Program Link and Match Bidang Konstruksi Kerjasama Ditjen Bina Konstruksi PUPR – Ditjen Dikdasmen KEMENDIKBUD. Selasa, (13/3) di SMKN 5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pada Kesempatan yang sama Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin menghadiri untuk membuka secara resmi kegiatan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) dan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK di 13 SMK Uji Coba Pelaksanaan Program Link and Match Bidang Konstruksi Kerjasama Ditjen Bina Konstruksi PUPR – Ditjen Dikdasmen KEMENDIKBUD. Selasa, (13/3) di SMKN 5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
 
Pada kesempatan itu Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin menyampaikan Industri Konstruksi saat ini sangatlah memerlukan tenaga kerja konstruksi yang terbagi dari tenaga ahli maupun terampil, terlihat dari data yang ada jumlah tenaga kerja konstruksi baik ahli maupun terampil berjumlah 8,1 juta pada tahun 2017, ini masih sangatlah kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan penyelenggaran konstruksi yang saat ini masiv berjalan.
 
“Saya berharap siswa siswi smk di seluruh wilayah Indonesia dapat secara konsisiten bersungguh-sungguh untuk dapat melewati uji kompetensi keahlian, nantinya ini akan menentukan jumlah nilai tenaga kerja yang berkompeten” ujar bina konstruksi.
 
Sebagaimana diketahui bahwa pada sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyepakati sebuah nota kesepahaman tentang Peningkatan Kompetensi Bidang Konstruksi di SMK pada tanggal 16 Maret 2016. Tujuannya adalah untuk membina siswa siswi SMK di seluruh wilayah Indonesia sehingga mampu menghasilkan calon tenaga kerja bidang konstruksi sesuai dengan kebutuhan konstruksi di Indonesia. Proses yang terjadi di SMK diharapkan memiliki link and match dengan kebutuhan di industri konstruksi.
 
Sementara itu, Direktur Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbud, M Bakrun mengatakan, bidang konstruksi merupakan salah satu program prioritas pembangunan nasional yang diyakini akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi bangsa, oleh karnanya untuk mendorong perekonmian bangsa harus dijawab dengan Sumber Daya Manusia (SDM) khussnya bidang konstruksi yang berkualitas dan berkompetensi yang nantinya akan dibutuhkan dalam dunia kerja.
 
“Adanya program UKK ini ialah untuk pembekalan terhadap anak-anak bangsa yang menekuni bidang konstruksi untuk menjawab persoalan tentang kurangnya sdm konstruksi pada saat ini” ujar Bakrun
 
Program sertifikasi kompetensi siswa smk ini dilakukan untuk memberikan modal bekal kompetensi untuk menghadapi dunia kerja pada waktunya nanti sehingga setelah lulus dari smk siswa – siswi sudah mendapatkan pengakuan keahlian melalui sertifikat yang di dapat.
 
“Sertifikat yang akan didapat nanti adalah syarat pedukung selain ijasah untuk meningkatkan pengakuan keahlian yang dapat bisa menjadi modal dalam memasuki industri konstruksi” Pungkas dirjen bina konstruksi.
 
Kegiatan Uji Kompetensi dan Keahlian (UKK) mendapat dukungan dengan bekerja sama dengan LPJK, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang sekaligus melaksanakan sertifikasi bagi 1.301 siswa SMK sesuai dengan jabatan kerja berdasarkan kompetensi keahlian di SMK sasaran Pilot Project.
 
Berikut adalah daftar nama sekolah yang mengikuti tahap uji Kompetensi Keahlian yang dilakukan secara serentak diantaranya ; SMKN 2 Langsa, SMKN 2 Palembang, SMKN 1 Jakarta, SMKN 4 Jakarta, SMKN 26 Jakarta, SMKN 56 Jakarta, SMKN 3 Kuningan, SMKN 2 Purwodadi, SMKN 2 Yogyakarta, SMKN 1 Bendo Magetan, SMKN 5 Banjarmasin, SMKN 2 Makassar, SMKN 3 Jayapura.
 
Melalui sinergi yang dilakukan Ditjen Bina Konstruksi dengan Ditjen Dikdasmen Kemendikbud ini diharapkan setiap lulusan SMK di bidang konstruksi akan mendapatkan sertifikat keahlian yang diakui oleh industri. Setiap output dari kegiatan di 13 SMK ini diterapkan kepada SMK-SMK lain di Indonesia, sehingga setiap lulusan SMK mendapatkan sertifikasi kompetensi yang diakui oleh dunia konstruksi. (Har/Tw)
SEBARKAN ARTIKEL INI!