Ditjen Bina Konstruksi harus hadir memberikan dukungan terhadap industri konstruksi demi kelancaran pembangunan infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) seperti yang Presiden RI canangkan.
Ditjen Bina Konstruksi harus hadir memberikan dukungan terhadap industri konstruksi demi kelancaran pembangunan infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) seperti yang Presiden RI canangkan.
“Investasi harus digerakkan untuk mengurai sumbatan keterbatasan finansial, selain itu dukungan struktur badan usaha yang kokoh, penerapan manajemen mutu dan produk unggulan, kesehatan dan keselamatan kerja secara disiplin, penggunaan tenaga kerja yang kompeten dan produktif, penggunaan teknologi dan supply material yang memadahi. Hasil akhirnya diharapkan dapat terwujud pasar konstruksi yang sehat dan berdaya saing, dengan mutu produk konstruksi yang tidak diragukan lagi”, demikian diutarakan Direktur Jenderal Bina Konstruksi (DJBK), Yusid Toyib, saat memimpin Konsolidasi Internal Ditjen Bina Konstruksi dalam rangka Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Konstruksi 2016 hari Selasa (08/03) di Palembang.
Diketahui bersama bahwa infrastruktur menjadi tulang punggung percepatan pembangunan nasional. Infrastruktur menurut World Economic Forum menempati urutan kelima dari 15 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis atau ekonomi, setelah akses terhadap keuangan, stabilitas politik, efisiensi birokrasi, dan inflasi.
Transformasi yang sebelumnya Badan, yang memungkinkan Pusat-pusatnya bekerja sendiri-sendiri, sekarang berubah, Ditjen Bina Konstruksiyang solid sebagai pertanda terdapat perluasan ranah yang digarap.
Yusid Toyib menambahkan, “jasa konstruksi saat ini tidak hanya bertumpu pada hubungan pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hal ini konsultan dan kontraktor. Namun lebih luas, dari itu, ini tentang industri konstruksi, mulai dari hulu hingga hilir, dari supply hingga demand. Karena kita satu keluarga besar, dengan Kementerian / Lembaga, Pemerintah Daerah, Penyelenggara konstruksi, LPJK, Asosiasi Konsultan–Kontraktor–Manufaktur– Pabrikan, Perguruan Tinggi, Lembaga Diklat, dan vendor-vendor lainnya.”
Ditjen Bina Konstruksi diibaratkan sebagai sebuah sistem mesin, maka direktorat-direktorat adalah roda-roda penggeraknya yang digerakkan oleh roda-roda sub-direktoratnya dan sub komponen lainnya.
“diperlukan kemampuan dan kepemimpinan (leadership) yang baik di masing-masing direktorat dalam menjalankan program yang sudah di desain, lalu bagaimana melihat kondisi saat ini, kepimpinan tersebut yang harus dapat menggerakkan dan memberdayakan kemampuan sumber daya yang ada pada sasaran yang tepat”, tutur Yusid Toyib. (dn)