SIAPKAN SDM BERKUALITAS, KEMENTERIAN PUPR LAKSANAKAN TRAINING OF TRAINERS MOBILE TRAINING UNIT (MTU)

DJBK – Jakarta. Salah satu faktor yang penting dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas adalah ketersediaan para pekerja konstruksi. Pembinaan dan peningkatan kompetensi pekerja konstruksi menjadi keharusan untuk menghasilkan infrastruktur berkualitas serta menghindari kegagalan konstruksi. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) telah mengembangkan Unit Pelatihan Keliling atau Mobile Training Unit yang merupakan unit reaksi cepat dalam menjawab tantangan kebutuhan pekerja konstruksi di suatu wilayah hingga pelosok di Indonesia.

DJBK – Jakarta. Salah satu faktor yang penting dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas adalah ketersediaan para pekerja konstruksi. Pembinaan dan peningkatan kompetensi pekerja konstruksi menjadi keharusan untuk menghasilkan infrastruktur berkualitas serta menghindari kegagalan konstruksi. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) telah mengembangkan Unit Pelatihan Keliling atau Mobile Training Unit yang merupakan unit reaksi cepat dalam menjawab tantangan kebutuhan pekerja konstruksi di suatu wilayah hingga pelosok di Indonesia.

“Pelatihan pekerja konstruksi menggunakan Mobile Training Unit (MTU) merupakan salah satu upaya DJBK untuk meningkatkan jumlah pekerja konstruksi yang berkualitas di Indonesia. Hal ini dapat tercapai karena MTU dapatmenjangkau kantong-kantong pekerja konstruksi yang ada di pelosok daerah, melalui pelayanan pelatihan dan uji keterampilan,” ujar Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Yusid Toyib, ketika memantau Pelatihan Training of Trainers (ToT) Mobile Training Unit (MTU) Angkatan I, Senin (1/8) di Jakarta.

Yusid Toyib menambahkan, DJBK telah mengupayakan MTU sebagai stimulus bagi semua Provinsi agar senantiasa membina dan meningkatkan kuantitas serta kualitas pekerja konstruksi yang ada di daerahnya. “Hingga saat ini sudah sekitar 33 MTU tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

MTU terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu; unit operasional berupa kendaraan dan perlengkapan pelatihannya sebagai hardware, materi dan bahan ajar sebagai software, serta tenaga instruktur sebagai brainware yang akan menjadi penggerak terselenggaranya pelatihan. “Tenaga instruktur itulah yang menjadi salah satu realisasi program prioritas DJBK”, ujar Yusid.

Dalam penyelenggaraan pelatihan ToT MTU ini, DJBK telah mengundang Pembina Jasa Konstruksi seluruh Indonesia untuk mengirimkan SDM terbaiknya sebagai peserta pelatihan yang akan bertugas sebagai instruktur dan fasilitator bagi pelatihan konstruksi yang menggunakan MTU di provinsinya.

Rangkaian pelatihan yang terdiri dari pelatihan teknis konstruksi yaitu bidang konstruksi batu, kayu, dan besi; serta pelatihan metodologi keinstrukturan. Kedua bidang pelatihan akan dibimbing para fasilitator dan narasumber kompeten, yang berasal dari praktisi bidang konstruksi dan praktisi bidang keguruan dan ilmu pendidikan. Pelatihan ToT MTU angkatan pertama ini diikuti oleh 32 Provinsi. Setelah lulus dari pelatihan, para peserta akan langsung disertifikasi sebagai instruktur oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga SertifikasiProfesi.

Pada kesempatan ini Yusid Toyib mengatakan, “DJBK terus melakukan konsolidasi dan kerjasama baik dengan Tim Pembina Jasa Konstruksi di daerah, institusi pendidikan teknik, maupun pihak swasta, sehingga mampu memperluas jangkauan program-program pembinaan konstruksi ke seluruh Indonesia”.

Selain itu, Balai Pembinaan Konstruksi Wilayah I-VII, DJBK, terus bersinergi dengan para Pembina Jasa Konstruksi di wilayah kerjanya. Sinergi tersebut dilakukan untuk memantau kualitas dan meningkatkan kuantitas pelatihan konstruksi dengan memberdayakan para instruktur konstruksi yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Semangat kebersamaan dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan mitra kerja merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai target tercetaknya 750.000 tenaga kerja konstruksi kompeten dan tersertifikasi.

SEBARKAN ARTIKEL INI!