DJBK – JAKARTA (25/8). Di tengah mendesaknya kebutuhan infrastruktur di Indonesia, berbagai pemikiran inovatif dalam penyelesaian pekerjaan konstruksi sangat diperlukan. Inovasi dalam pekerjaan konstruksi harus memastikan jaminan kualitas dan kehandalan dari infrastruktur yang dibangun.
Menyikapi pembangunan infrastruktur yang gencar dilaksanakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai penyelenggara pekerjaan infrastruktur sudah mulai menerapkan metoda Project Design and Build (DB) atau proyek terintegrasi rancang bangun.
“Metode project delivery Design and Build (DB) telah berkembang populer. Bahkan, pada beberapa industri dipandang sebagai solusi yang dapat menjawab kelemahan metoda konvensional Design Bid and Build (DBB)”. Hal tersebut diutarakan Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi, Darda Daraba pada workshop bertajuk Penerapan Design and Build di Indonesia : Tantangan bagi Industri Jasa Konstruksi , di Jakarta (25/8).
Darda menambahkan, Bagi pemilik proyek, manfaat utama adalah kepraktisannya, karena hanya berurusan dengan satu pihak saja yang bertanggung jawab atas desain dan kontruksi dari proyek yang akan dibangun.
Darda menjelaskan, metode konvensioal DBB cenderung memerlukan waktu cukup lama untuk penyelesaian suatu proyek. Hal ini karena seluruh pekerjaan desain harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum dimulainya proses pengadaan kontrak konstruksi.
Selain itu, dengan metoda konvensional DBB, pemberi pekerjaan berisiko terhadap permintaan perubahan dan klaim dari kontraktor. Lemahnya penerapan konstruktibilitas pada metode DBB, seperti banyaknya perubahan desain, juga berdampak pada pembengkakan biaya, kerja ulang, kerja tambahan dan penyelesaian pekerjaan yang kerap tidak tepat waktu.
Bahkan, pada beberapa kasus dapat menghasilkan hubungan yang lebih beriklim pertentangan ketimbang kerjasama dan atau koordinasi diantara kontraktor, perancang dan pemberi pekerjaan, tegas Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Saat ini, beberapa proyek infrastruktur yang dilaksanakan pemerintah maupun swasta, termasuk di Kementerian PUPR , telah dilaksanakan dengan menggunakan metode design and build atau proyek terintegrasi rancang bangun. Penerapan metode DB diharapkan memberikan dampak positif, khususnya untuk efisiensi dari sisi waktu dan biaya.
Beberapa proyek yang telah dilaksanakan dengan metode DB di Kementerian PUPR antara lain; proyek pengembangan pos lintas batas (PLBN) Entikong Kabupaten Sanggau, pembangunan Wisma Atlet Kemayoran serta renovasi venue olahraga dan stadion utama Gelora Bung Karno Senayan.