PEKERJA MUDA HARUS KONSISTEN TERAPKAN K3

“Dari 8,1 juta tenaga kerja konstruksi di Indonesia, yang memiliki sertifikat baru berjumlah 700 ribu. Dan dari 8,1 juta itu, 70 persen merupakan lulusan SMA” demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin yang mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat menjadi pembicara di Festival Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Jakarta, Sabtu (28/4).

“Dari 8,1 juta tenaga kerja konstruksi di Indonesia, yang memiliki sertifikat baru berjumlah 700 ribu. Dan  dari 8,1 juta itu, 70 persen merupakan lulusan SMA” demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin yang mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat menjadi pembicara di Festival Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Jakarta, Sabtu (28/4).
 
Dihadapan para peserta seminar ia menjelaskan bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi ialah dengan melakukan sertifikasi. 
 
“Jadi sudah jelas Pemerintah buat aturan se -sederhana mungkin dengan melakukan sertifikasi” ujar Syarif. 
 
Dirjen Bina Konstruksi juga menyampaikan pentingnya Investasi yang saat ini sedang digencarkan Pemerintah dalam membangun Infrastruktur yang nantinya akan menciptakan daya saing bangsa. Ia menyebutkan bahwasanya tenaga kerja konstruksi di seluruh dunia berjumlah 150 juta dan 70 persenya ada di negara-negara berkembang. Oleh karena itu peningkatan SDM melalui sertifikasi adalah cara terbaik dalam meningkatkan kualitas Infrstruktur dan juga untuk menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia.
 
Acara Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja se-Dunia ini di selenggarakan oleh International Labour Organitation (I.L.O), dengan bertujuan menjadi forum diskusi berbagi pengalaman dan informasi terkait dengan upaya pencegahan risiko serta upaya-upaya pelaksanaan manajemen risiko yang efektif dan efesien. Dengan demikian, diharapkan memperkuat terbentuknya budaya K3 melalui pelaksanaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang pada gilirannya akan mengurangi kecelakaan kerja serta meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan.
 
Sementara itu perwakilan dari Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organization (ILO) menyatakan, secara global ada 15 persen tenaga kerja di dunia adalah pekerja muda berusia 15 hingga 24 tahun. Totalnya yakni 541 juta orang. 
 
Dirjen ILO, Guy Ryder, menyebut pekerja di usia tersebut mengalami lebih dari 40 persen cedera kerja non-fatal dibandingkan pekerja dewasa yang berusia di atas 24 tahun. Dan Indonesia, memiliki populasi pekerja muda yang cukup tinggi sebab setengah dari jumlah penduduknya masih berusia di bawah 30 tahun. 
 
Dirjen Bina Konstruksi mengingatkan kepada peserta yang di dominasi dari Pelajar SMA dan mahasiwa, generasi muda khususnya yang berada dalam dunia Industri Konstruksi, bahwa disiplin K3 harus diterapkan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. 
“Sekarang konsistensi k3 harus mulai diperbaiki dan di improvisasi dalam kerja yang nyata, sebab safety it number one yang menjadi harga mati dalam menjalankan sebuah proyek konstruksi” Tutup Syarif.  (har/tw)
SEBARKAN ARTIKEL INI!