Di tengah gencarnya pembangunan Infrastruktur di Bali, program pemberantasan kemiskinan serta peningkatan kapasitas tenaga kerja konstruksi menjadi perhatian utama para kepala daerah di Provinsi ini. Mobile Training Unit (MTU) menjadi jawaban dan reaksi cepat atas tantangan kebutuhan pekerja konstruksi di suatu wilayah, sekaligus membantu Pemerintah Daerah mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di tengah gencarnya pembangunan Infrastruktur di Bali, program pemberantasan kemiskinan serta peningkatan kapasitas tenaga kerja konstruksi menjadi perhatian utama para kepala daerah di Provinsi ini. Mobile Training Unit (MTU) menjadi jawaban dan reaksi cepat atas tantangan kebutuhan pekerja konstruksi di suatu wilayah, sekaligus membantu Pemerintah Daerah mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR menyerahterimakan pengelolaan 1 buah mobile training unit (MTU) atau unit pelatihan keliling kepada Gubernur Provinsi Bali, I Made Mangku Pastika, hari Jumat (5/8) di Denpasar.
“Kita didik para tenaga kerja di provinsi Bali yang belum berpengalaman untuk kemudian memiliki skill yang standar lalu disertifikat, kita pergunakan MTU, segera kita datangi desa atau kecamatan tertentu, kita latih SDM disana, selain masyarakat kita diberdayakan untuk menjadi pelaksana pembangunan di Bali, jangan hanya menjadi penonton”, ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) Kementerian PUPR, Yusid Toyib pada acara penyerahan MTU.
Jumlah tenaga kerja konstruksi bersertifikat menjadi isu penting bagi proses pembangunan di Indonesia. Berdasarkan rencana strategis DJBK periode 2015-2019, diharapkan terdapat 750.000 tenaga kerja konstruksi bersertifikat baru, dimana 500.000 orang diantaranya adalah tenaga terampil atau tukang.
“Saya yakin jumlah pekerja konstruksi di Bali itu banyak. MTU ini dapat lebih aktif menjangkau pekerja konstruksi ke polosok daerah di Bali. Pekerja yang dahulu harus mendatangi balai, saat ini MTU yang akan mendatangi mereka, kami dorong agar jumlah pekerja konstruksi di Bali meningkat dan berkualitas”, ucap Yusid Toyib.
Hingga saat ini sudah tersebar 33 unit MTU ke berbagai Provinsi di Indonesia, MTU memiliki tiga komponen pendukung penting, diantaranya unit operasional kendaraan dan perlengkapan pelatihannya sebagai hardware, materi dan bahan ajar sebagai software, serta tenaga instruktur sebagai brainware. Satu paket yang akan menjadi penggerak terselenggaranya pelatihan.
DJBK pun terus menjalin 200 kerjasama strategis dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, LPJK, asosiasi, BUJK, proyek, dan masyarakat jasa konstruksi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kerja konstruksi di Indonesia. Selain itu, DJBK mengupayakan salahsatunya 40 persen pekerjaan konstruksi yang menerapkan manajemen mutu dan tertib penyelenggaraan konstruksi.
Selain menyalurkan MTU ke berbagai daerah,DJBK pun terus meningkatkan jumlah sertifikasi pekerja konstruksi, salah satunya adalah kerjasama yang telah berjalan dengan Ditjen Pembelajaran dan KemahasiswaanKementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Ditjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk menjalankan skema sertifikasi tenaga kerja konstruksi, serta mengajak BUMN Konstruksi dalam penyaluran tenaga kerja.
Sementara itu, Gubernur Prov. Bali, I Made Mangku Pastika, mengapresiasi atas penyerahan MTU ini, hal ini akan sangat memberikan manfaat untuk masyarakat Bali. Selain itu Gubernur juga mengatakan bahwa para pekerja konstruksi di Bali harus dapat mempertahankan kearfian lokal dalam membangun infrastruktur dan memperhatikan keunikan arsitektur masyarakat khas bali yaitu “Asta Kosala Kosali” (dnd).