Konstruksi Ramping, Solusi Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Penyelenggaraan Konstruksi

Bandung (1/10)- Hingga kini, penyelenggaraan konstruksi di Indonesia masih bergelut pada ketidakefisienan penyelenggaraan konstruksi.

Hal tersebut nampak dari masih adanya  pemborosan material, tahapan kerja dan metode konstruksi yang kurang tepat, adanya waktu tunggu, perbaikan ulang  dan pengerjaan ulang yang bermuara rendahnya pemahaman penyelenggaraan konstruksi yang efisien dan efektif.

Bandung (1/10)- Hingga kini, penyelenggaraan konstruksi di Indonesia masih bergelut pada ketidakefisienan penyelenggaraan konstruksi.

Hal tersebut nampak dari masih adanya  pemborosan material, tahapan kerja dan metode konstruksi yang kurang tepat, adanya waktu tunggu, perbaikan ulang  dan pengerjaan ulang yang bermuara rendahnya pemahaman penyelenggaraan konstruksi yang efisien dan efektif.

Menjawab permasalahan tersebut, pemerintah  melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK)  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hadir memberikan solusi dengan memperkenalkan konstruksi ramping atau lean construction.

Keunggulan konstruksi ramping  terletak pada kemampuan sistematis untuk mengidentifikasi dan mengeliminir pemborosan  melalui perbaikan yang berlanjut. Dengan perbaikan berlanjut tersebut, konstruksi ramping dapat memaksimalkan value  yang ingin dicapai oleh pengguna akhir.

Dari segi manfaat,  penerapan konstruksi ramping sangat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi selanjutnya.

Sekretaris Direktorat  Jenderal  Bina Konstruksi  Panani Kesai menyatakan, “DJBK memperkenalkan pendekatan dan prinsip-prinsip Konstruksi Ramping  atau Lean Construction dalam penyelenggaraan konstruksi. Hal ini merupakan aktualisasi komitmen  DJBK untuk secara konsisten mengupayakan peningkatan terselenggaranya pembangunan infrastruktur yang bermanfaat, memenuhi anggaran, memenuhi standar kualitas, selesai tepat waktu dan memberi perlindungan atas keselamatan  komponen yang terlibat”. Hal tersebut dikemukakan Panani Kesai saat membuka Kompetisi Konstruksi Ramping Pertama  atau K2R 1.0 di ITB Bandung, Jawa Barat.

Kompetisi Konstruksi Ramping Pertama  atau K2R 1.0 ini diikuti oleh berbagai perguruan tinggi negari dan swasta  di Indonesia diantaranya;  Universitas Parahyangan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang,  Universitas Diponegoro, Universitas Hasanudin, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Surabaya.

Adanya Kompetisi Konstruksi Ramping ini diharapkan menjadi pendorong para stakeholder menjadi pelopor  dan memunculkan fasilitator yang mampu menularkan dan melaksanakan prinsip Konstruksi Ramping ini.

“Ujungnya akan meningkatkan produktivitas industri konstruksi industri konstruksi Indonesia dalam menjawab tantangan penyediaan infrastruktur berkualitas”, ujar Panani.

Produktivitas industri  konstruksi Indonesia  merupakan salah satu yang menjadi atensi  DJBK Kementerian PUPR. Dalam melaksanakan tugasnya, DJBK  hadir dalam memberikan dukungan pembiayaan, dukungan aturan kebijakan dan regulasi, dukungan pengembangan industri serta dukungan standar Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) bidang konstruksi.

DJBK juga memberikan dukungan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) Konstruksi serta Kerjasama dengan berbagai stakeholder, khususnya Perguruan Tinggi. Hal ini tidak lepas dari peran penting perguruan tinggi dalam melahirkan tenaga ahli konstruksi berkualitas.

SEBARKAN ARTIKEL INI!