Perkerasan jalan merupakan pekerjaan yang membutuhkan dukungan teknologi salah satunya adalah penggunaan AMP (Asphalt Mixing Plant). AMP yang andal menjadi kunci keberhasilan terjaminnya capaian kualitas produk jalan.
Surabaya- DJBK. Perkerasan jalan merupakan pekerjaan yang membutuhkan dukungan teknologi salah satunya adalah penggunaan AMP (Asphalt Mixing Plant). AMP yang andal menjadi kunci keberhasilan terjaminnya capaian kualitas produk jalan.
Pemilihan AMP yang tepat sesuai spesifikasi menjadi pedoman setiap penanggungjawab dan penyelenggaraan konstruksi jalan. Selain itu, dukungan operator dan mekanik AMP yang bersertifikat menjadi sebuah paket yang tak terpisahkan.
Hal tersebut diutarakan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Yusid Toyib, pada pertemuan dengan para kontraktor dan pejabat serta aparatur penyelenggara konstruksi jalan nasional dan provinsi Sumatera Selatan, hari Selasa (26/07) di Palembang.
Kementerian PUPR saat ini telah menetapkan target pembangunan infrastruktur nasional tahun 2015-2019 yang dikonsentrasikan untuk mendukung Agenda Nawa Cita yang meliputi kedaulatan pangan, ketahanan air, konektivitas, dan permukiman. Konektivitas dapat diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur jalan.
Indonesia telah menentukan bahwa infrastruktur menjadi prioritas utama dalam program pembangunan nasional guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Penyelenggaraan infrastruktur utama khususnya jalan mengalami peningkatan hampir diseluruh wilayah Indonesia.
Pada tahun 2016 ini tercatat, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga memiliki anggaran sebesar Rp. 41,065 Trilyun dengan sasaran prioritas antara lain pembangunan jalan baru 769 KM, pembangunan jalan tol pemerintah 29 KM, pembangunan dan peningkatan jembatan 12.714 Meter, pembangunan fly over, underpass, dan pengadaan lahan jalan bebas hambatan 800 hektar.
Pembangunan infrastruktur jalan menjadi penting karena akan menghubungkan daerah-daerah yang selama ini tidak mudah untuk dijangkau serta memperlancar transportasi dan mobilisasi antar daerah baik itu manusia maupun barang.
Perlu peningkatan kualitas hasil pekerjaan perkerasan jalan akibat masih ada metode pelaksanaan yang kurang tepat juga minimnya kelayakan peralatan AMP dan alat berat pendukung pekerjaan jalan lainnya.
“Dengan berbagai kondisi dan permasalahan tersebut menuntut para penanggungjawab dan penyelenggara konstruksi untuk lebih memperhatikan seluruh mata rantai pelaksanaan pekerjaan jalan sehingga kualitas/ mutu produk konstruksi khususnya pekerjaan jalan dapat sesuai dengan umur rencana, ujar Yusid Toyib, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR.
Sejalan dengan upaya untuk mengoptimalkan kinerja peralatan AMP, DJBK akan menyiapkan database alat berat konstruksi melalui Sistem Registrasi Alat Berat Konstruksi dengan alamat website: www.mpk.binakonstruksi.pu.go.id.
Para Satker, SKPD, PPK/PPTK di lingkungan Kementerian PUPR harus dapat mengajak para Pembina dan Penyelenggara Konstruksi Pusat dan Daerah, Penyedia Jasa, Pemilik dan Perusahaan Rental Alat Berat untuk meregistrasikan kepemilikan alat berat melalui alamat website tersebut, tambah Yusid.
Workshop kinerja peralatan AMP ini dihadiri oleh Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Kepala Subdit Material dan Peralatan, DJBK, Jajaran SKPD dan Satker Provinsi Sumatera Selatan, Ketua AABI dan Penyedia Jasa/ Kontraktor serta pemilik AMP di Sumatera Selatan.
Ditjen Bina Konstruksi sendiri telah aktif melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sektor konstruksi di Indonesia antara lain melalui program sertifikasi pekerja konstruksi melalui link and match dan penyerahan mobile training unit (MTU) kepada pemerintah daerah untuk pelatihan di berbagai daerah di Indonesia.