KEMENTERIAN PUPR CETAK TENAGA KERJA KONSTRUKSI KOMPETEN DENGAN PROGRAM PELAKSANAAN PELATIHAN MANDIRI

Kementerian PUPR terus berupaya meningkatkan kompetensi SDM Tenaga Kerja Konstruksi baik keahlian maupun keterampilan. Salahsatunya dengan melakukan pelatihan mandiri.

Pelatihan ini dilakukan mengingat Kompetensi merupakan kunci menghadapi kompetisi pada era persaingan global saat ini, demikian disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Panani Kesai pada saat memberikan arahan pada Workshop Penyempurnaan dan Persiapan Uji Coba Pelaksanaan Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Mandiri. Kamis, (18/05) di Tanggerang – Banten.

Kementerian PUPR terus berupaya meningkatkan kompetensi SDM Tenaga Kerja Konstruksi baik keahlian maupun keterampilan. Salahsatunya dengan melakukan pelatihan mandiri.
 
Pelatihan ini dilakukan mengingat Kompetensi merupakan kunci menghadapi kompetisi pada era persaingan global saat ini, demikian disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Panani Kesai pada saat memberikan arahan pada Workshop Penyempurnaan dan Persiapan Uji Coba Pelaksanaan Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Mandiri. Kamis, (18/05) di Tanggerang – Banten.
 
Dalam arahannya Panani juga mengatakan dibutuhkan adanya petunjuk pelaksanaan yang berisikan tentang standar penyelenggaraan Pelatihan Mandiri Berbasis Kompetensi yakni bentuk pelatihan kepada tenaga kerja konstruksi seperti mandor atau tukang penyelenggaraan pelatihan mandiri yang berbasis kompetensi yang tentunya telah di standarisasi.
 
“Program pelatihan mandiri ini sudah sangat tepat karena biaya yang murah proses yang cepat dan bisa dilakukan on job training. Saya yakin Pelatihan ini bisa mempercepat penciptaan tenaga kerja konstruksi yang berkompetensi dan berdaya saing” tambah Panani.
 
Sebagaimana diketahui Ditjen Bina Konstruksi memiliki tugas untuk melakukan terhadap pembinaan tenaga kerja konstruksi yang salah satunya melalui bentuk pelatihan atau pendidikan dan uji kompetensi. Melalui pelatihan mandiri ini  jaminan pencapaian mutu hasil pelatihan Konstruksi dapat tercapai.
 
Panani mengingatkan dalam memuat proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan pelatihan, penjaminan mutu, serta monitoring an evaluasi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. “Sebab hasil output dari program mandiri ini akan berpengaruh langsung kepada peningkatan kompetensi tenaga kerjanya” tungkas Panani.
 
Selain itu diharapkan adanya sinergi dan koordinasi antara Ditjen Bina Konstruksi dengan para stakeholder yang tentunya akan menghasilkan sesuatu yang bernilai tinggi demi kemajuan jasa konstruksi Indonesia. (har/tw)
SEBARKAN ARTIKEL INI!