PALEMBANG – Infrastruktur merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa. Sebab kemajuan pembangunan infrastruktur sebuah bangsa menjadi tolak ukur kemajuan bangsa itu sendiri. Dan kemajuan pembangunan infrastruktur, harus didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi baik.
PALEMBANG – Infrastruktur merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa. Sebab kemajuan pembangunan infrastruktur sebuah bangsa menjadi tolak ukur kemajuan bangsa itu sendiri. Dan kemajuan pembangunan infrastruktur, harus didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi baik.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yusid Toyib, mewakili Menteri PUPR, memberikan materi kuliah umumnya di hadapan Mahasiswa Universitas Sriwijaya Akademik tahun ajaran 2017/2018 dengan mengusung tema “Pengembangan Infrastruktur Untuk Percepatan Pembangunan Indonesia”, Selasa (1/8) di Sumatera Selatan.
Dirjen Bina Konstruksi dihadapan ribuan mahasiswa, mengatakan Mahasiswa sebagai ‘Agent of Control’ , memiliki Andil penting dalam memainkan peranannya untuk kemajuan bangsa Indonesia. “Indonesia membutuhkan generasi muda berkiprah di semua sektor tidak hanya sipil saja namun masih banyak aspek lainnya yang harus dikedepankan, seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain – lain yang saling berintegrasi guna mewujudkan kesejahteraan” ujar Dirjen Bina Konstruksi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan berbagai upaya untuk mendukung infrastruktur, antara lain : Link And Match dengan meningkatkan kebutuhan Badan Usaha Jasa Konstruksi terhadap tenaga terampil kompeten yang bersumber dari dunia pendidikan, khususnya politeknik ; serta melalui pendidikan formal.
Sementara itu Rektor Universitas Sriwijaya Anis Saggaff mengatakan adanya pembekalan materi yang diberikan kepada mahasiswa Universitas Sriwijaya akan jadi bekal ilmu yang sangat bermanfaat, oleh karenanya upaya Kementerian PUPR ini sangat diapresiasi.
“Penerapan MEA menyebabkan terbukanya akses pasar tenaga kerja antarnegara Asean, salah satu cara menghadapinya dengan mencetak SDM yang kompeten di bidangnya” tambah Anis
Sejalan dengan target terciptanya SDM Nasional yang berkompeten Direktorat Jenderal Bina Konstruksi 2015-2019 untuk lima tahun ke depan, direncanakan ada penambahan sekitar 10 persen tenaga kerja konstruksi bersertifikat dari total 7,3 juta. 10 persen tenaga kerja konstruksi tersebut terdiri dari 10.000 orang tenaga ahli/manajer proyek terlatih dan 40.000 orang supervisor/foreman terlatih sebagai calon instruktur/asesor. Lalu 10.000 orang instruktur pelatihan/ asesor konstruksi dan 750.000 orang bersertifikat (50.000 orang insinyur konstruksi bersertifikat, 200.000 orang teknisi bersertifikat, dan 500.000 orang tenaga terampil bersertifikat). (har/tw)