Ditjen Bina Konstruksi Tutup Pelatihan TOT-MTU Angkatan I

DJBK-JAKARTA. “Setelah 5 minggu menjalani pelatihan TOT, Kalian tidak hanya menjadi instruktur tenaga kerja konstruksi, melainkan juga harus berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah masing-masing. Bila perlu ikut memberikan inovasi-inovasi terbaru, dalam membangun penyelenggaraan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia. ” Demikian tegas Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib dalam acara Penutupan Kegiatan Pelatihan Instruktur Training Of Trainer Mobile Training Unit (TOT-MTU) Angkatan I, pada Selasa (6/09), di Jakarta.

DJBK-JAKARTA. “Setelah 5 minggu menjalani pelatihan TOT, Kalian tidak hanya menjadi instruktur tenaga kerja konstruksi, melainkan juga harus berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah masing-masing. Bila perlu ikut memberikan inovasi-inovasi terbaru, dalam membangun penyelenggaraan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia. ” Demikian tegas Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib dalam acara Penutupan Kegiatan Pelatihan Instruktur Training Of Trainer Mobile Training Unit (TOT-MTU) Angkatan I, pada Selasa (6/09), di Jakarta.

Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur, untuk itu Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi di Indonesia.

Salah satunya, dengan Pelatihan TOT diharapkan dapat mendukung percepatan pelaksanaan pelatihan untuk para pekerja konstruksi di wilayah Provinsi atau Kabupaten/Kota dengan menggunakan fasilitas Mobile Training Unit (MTU). MTU terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu; unit operasional berupa kendaraan dan perlengkapan pelatihannya sebagai hardware, materi dan bahan ajar sebagai software, serta tenaga instruktur sebagai brainware yang akan menjadi penggerak terselenggaranya pelatihan.

“Manfaatkan seluruh fasilitas yang dimiliki oleh Ditjen Bina Konstruksi, seperti Alat – alat konstruksi yang ada di seluruh Balai DJBK.” Ungkap Yusid

Sebanyak 28 peserta mengikuti pelatihan yang di adakan sejak 2 Agustus 2016 hingga 6 September 2016 (5 Minggu). Materi yang diberikan berupa teori dan praktek sesuai jabatan kerja atau jenis pelatihan bidang bangunan umum. Para pelatihan mendapat pembekalan dari Balai Material & Peralatan Konstruksi, VEDC, Politeknik Negeri Jakarta, universitas Terbuka, dan Praktisi.

Setelah mendapatkan pelatihan, para peserta juga mengikuti uji kompetensi (Assesment) dengan melibatkan Lembaga Sertifikasi Profesi – Instruktur Dan Tenaga Latihan (LSP-INTALA) yang berasal dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dari 28 peserta, 23 peserta dinyatakan berkompeten, sedangkan 5 peserta lainnya masih dalam proses perbaikan atau akan melaksanakan Praktek Microteaching ulang). (Dri)

SEBARKAN ARTIKEL INI!