41 dari 47 peserta Pelatihan Traning Of Traner Mobile Training Unit Angkatan III bidang Las, Plambing, dan Elektrikal dinyatakan kompeten. Sementara sisanya dinyatakan, 1 orang kompeten dengan catatan, 1 orang kompeten dengan catatan dan tugas, 2 orang kompeten dengan catatan dan harus melengkapi dokumen administrasi, dan 2 orang lagi dinyatakan belum berkompeten karena tidak melakukan micro-teaching dan melengkapi dokumen.
41 dari 47 peserta Pelatihan Traning Of Traner Mobile Training Unit Angkatan III bidang Las, Plambing, dan Elektrikal dinyatakan kompeten. Sementara sisanya dinyatakan, 1 orang kompeten dengan catatan, 1 orang kompeten dengan catatan dan tugas, 2 orang kompeten dengan catatan dan harus melengkapi dokumen administrasi, dan 2 orang lagi dinyatakan belum berkompeten karena tidak melakukan micro-teaching dan melengkapi dokumen.
Sebagaimana diketahui, Pelatihan ToT telah dilaksanakan selama 3 minggu sejak 5 Desember 2016 hingga 23 Desember 2016 yang diikuti oleh 49 peserta dari 18 Provinsi di Indonesia. Para peserta mendapatkan materi berupa teori dan praktek sesuai jabatan kerja atau jenis pelatihan bidang las, plambing, dan elektrikal. Pembekalan tersebut diberikan oleh Balai Material dan Peralatan Konstruksi, VEDC dan Praktisi.
Setelah mendapatkan pelatihan, para peserta kemudian diuji kompetensi (assesment) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi-Instruktur dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Seluruh ilmu yang sudah di dapat jangan sampai ada yang tertinggal untuk di sampaikan sehingga mereka (tenaga kerja konstruksi) berhak menyandang status berkompeten, handal, dan bersertifikat”, demikian ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yusid Toyib saat menutup Training Of Trainer (ToT) Mobile Training Unit (MTU) Angkatan III Bidang Las, Plambing, dan Elektrikal pada Jumat (23/12) di Jakarta.
Menurut Dirjen Bina Konstruksi dalam Mobil MTU terdapat enam bidang/ jabatan kerja yaitu Bidang Batu, Kayu, Welding, Las, Plambing dan Elektrikal. Sehingga dalam penyelenggaraan pelatihan uji sertifikasi menggunakan MTU akan terdapat 6 orang jabatan kerja/enam bidang yang akan bekerja melatih para tenaga kerja konstruksi di seluruh Indonesia. “Namun, akan lebih ideal jika terdapat 2 orang dalam masing-masing bidang pekerjaan, sehingga kita membutuhkan lebih banyak asesor/instruktur”, imbuh Yusid.
Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur, untuk itu Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Konstruksi Kementerian PUPR terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi di Indonesia. Salah satunya dengan Pelatihan TOT yang diharapkan dapat mendukung percepatan pelaksanaan pelatihan untuk para pekerja konstruksi di wilayah provinsi atau kabupaten/kota dengan menggunakan fasilitas MTU. (Dri)