Jakarta (24/2) – Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mendukung produk lokal dengan menekankan bahwa regulasi yang tepat dapat mendorong penggunaan bahan bangunan dalam negeri yang tidak hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga lebih efisien dari segi biaya dan daya tahan, hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Abdul Muis pada Seminar Internasional bertajuk “Integrated Technology for Structural Repair and Strengthening yang digelar oleh Ultrachem.
Dukungan Kementerian PU, salah satunya melalui dukungan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) berupa telah disusunnya Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait ketentuan evaluasi bangunan eksisting disertai pilihan rehabilitasinya dan termasuk SNI FRP sebagai alternatif perkuatan. Material Fiber Reinforced Polymer (FRP) merupakan salah satu produk lokal terkait teknologi perbaikan dan perkuatan bangunan gedung eksisting dan infrastruktur lainnya.
Penerapan teknologi konstruksi untuk perbaikan dan perkuatan struktur masih belum berkembang secara pesat saat ini. Hal ini disebabkan karena minimnya produk material konstruksi yang telah ber-SNI dan ber-TKDN, dukungan Lembaga Penilaian Kesesuaian seperti LsPro dan laboratorium uji, dan sinergitas stakeholder terkait dalam mewujudkan hal tersebut.
Dalam kesempatan ini, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti juga menyampaikan bahwa peningkatan daya saing industri lokal dapat dicapai melalui berbagai strategi, salah satunya dengan memperluas akses ke seminar internasional yang memungkinkan pertukaran pengetahuan dan kerja sama global. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri, maka diharapkan inovasi dalam perbaikan serta penguatan struktur dapat semakin berkembang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di masa depan.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat #KonstruksiBerkualitas